Novel The Professor and The Madman karya Simon Winchester
Buku tentang Sejarah Sebuah Kamus
Rabu, 20 Juli 2016 20:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
BUKU ini bercerita tentang sebuah kamus terkenal, Oxford English Dictionary. Di balik kesuksesan kamus itu, ternyata tersimpan sebuah kisah panjang dan mencengangkan. Sebab ternyata penyusunan kamus raksasa itu dibantu banyak oleh seorang penghuni rumah sakit jiwa.
Dia adalah Dr. William Chester Minor, seorang ahli bedah dan mantan perwira AD yang merupakan kontributor utama pembuatan kamus tersebut. Dia adalah pasien yang mendekam di St. Elizabeth’s Asylum karena menderita Skizofrenia. Ia terpaksa harus dipenjara di RSJ itu karena telah membunuh George Marret di Lambeth Marsh akibat penyakitnya. Buku ini bercerita tentang itu.
Sementara itu, di lain tempat, para ahli dan pakar bahasa Inggris tengah giat memelopori penyusunan kamus bahasa Inggris yang lengkap. Mereka berpendapat bahwa dengan tersebarnya bahasa Inggris ke seluruh dunia, maka penyebaran agama Kristen pun akan semakin luas, sebab hal ini memiliki dampak yang sejalan.
Lewat buku ini, pembaca akan menemukan sebuah ironi, antara penyakit kejiwaan seorang Minor dengan kesuksesan pembuatan kamus Oxford English Dictionary. Betapa tidak, semakin parah penyakit Minor, daya kerjanya semakin jenius dan tak kenal lelah. Orang-orang skizofrenia umumnya bisa melakukan pekerjaan tanpa kenal lelah, cerdas dan semangat yang tinggi.
Pada masa itu, penyakit Minor belumlah terdefenisi dengan baik, sehingga penanganan dan obat-obatan tidaklah memadai. Ia diperlakukan sama seperti orang sakit jiwa lainnya, padahal sebenarnya jauh berbeda. Inilah yang memang sangat menyedihkan. Jika Minor dirawat dengan tepat, mungkin sebuah kamus OED tidak akan terwujud sebaik sekarang. Saat sebuah kamus menemui posisi kesuksesan paling tingginya, seorang kontributor utamanya justru menemui kondisi kesehatan paling rendah dalam hidupnya. Akhir kehidupan Minor sangat ironis. Kita bisa merasakannya kalau membaca sendiri buku ini.
Novel ini berhasil menyentuh sisi paling dalam pada bahasa atau kata-kata. Di balik sampul buku ada kalimat, “Bahasa adalah milik masyarakat luas dan dikembangkan oleh masyarakat luas, bukan oleh polisi-polisi bahasa,” nampaknya tepat.
Setelah membaca buku ini, saya jadi punya rasa atau sense yang berbeda saat memandangi sebuah kamus. Bayangkan, setiap kata atau kalimat yang kita ucapkan adalah cuwilan atau pengutipan dari isi sebuah kamus. Kita seperti mempreteli apa kebutuhan kita untuk bicara atau menulis, dari sebuah kamus. Begitulah....