Hari Anak Nasional
Anak Bukan Miniatur Orang Dewasa
Sabtu, 23 Juli 2016 13:00 WIBOleh dr Ach Budi Karyono
Oleh dr Ach Budi Karyono
Tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Momen yang sangat tepat ini sebaiknya kita gunakan untuk memperbaiki kekurangan dan menyempurnakan yang masih perlu ada perbaikan. Karena ternyata dunia anak bukanlan miniatur dunia orang dewasa, tetapi merupakan kehidupan tersendiri yang khusus dan bahkan sangat kompleks. Masih sangat banyak yang belum memahami tentang dunia anak ini, termasuk sebagian besar orang tua, masih harus terus belajar dunia khusus tersendiri dan istimewa ini.
Tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh kehidupan dan lingkungan sekitarnya. Interaksi sehari hari merupakan cermin ke arah mana nantinya anak tersebut akan berkembang. Oleh karena itu sangatlah penting menciptakan lahan pendidikan baik yang formal maupun non formal sebagai bekal kejiwaan anak terutama saat dalam masa pertumbuhan. Penyediaan arena fisik sangat berperan bagi perkembangan prestasi anak, namun tersedianya lahan yang mendukung perkembangan jiwa sangatlah minim, padahal perkembangan jiwa anak lebih dominan berperan.
Apalagi akhir-akhir ini dunia anak telah dinodai oleh berbagai pelecehan dan kekerasan baik fisik maupun jiwa. Bukan hanya di Bojonegoro, tapi di mana-mana di negeri ini. Dalam hal ini kita harus berjuang lebih maksimal agar dunia anak lebih terlindungi, sehingga perkembangan mereka tidak terhambat masalah yang seharusnya tidak diterimanya.
Masalah yang lebih besar lagi baru saja terkuak dengan ditemukannya vaksin palsu, yang sasaran utamanya adalah balita, anak usia emas dalam hal tumbuh kembang.
Dunia anak memang sasaran empuk untuk semua lini. Di sekolah, dunia anak juga banyak yang mengancam dengan ulah beberapa oknum yang menjajakan makanan yang kurang memenuhi syarat dan kurang ramah anak. Di keramaian umum, tidak kurang juga iming iming anak oleh sekian oknum yang menawarkan permainan yang kurang layak anak, atau entah diketahui atau tidak, beberapa permainan dengan resiko terancam keselamatannya.
Belum lagi serangan dari dunia maya, yang pada era ini anak anak bahkan balita sudah dibekali gadget yang bahkan sangat canggih oleh orang tuanya. Terkadang pula menganggap gadget sebagai simbol ‘kecerdasan’ bagi anak, tanpa mempertimbangkan dampak yang diakibatkan terutama terhadap kesehatan anak. Bahkan beberapa minggu yang lalu muncul permainan canggih yang bisa mengakibatkan terancamnya jiwa anak.
Pada momen yang baik di Hari Anak Nasional 2016 ini kita harus lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap anak anak kita agar dunia mereka lebih layak dan lebih aman, sehingga perkembangan fisik dan jiwanya tidak terhambat atau terancam oleh kepentingan beberapa oknum yang kurang bertanggung jawab. Kita berharap disetiap daerah sudah menjadi kabupaten yang ramah anak, sehingga kecemasan para orang tua terhadap pendidikan dan kesehatan anak terjamin. Semoga kita selalu sehat. (*)
ilustrasi (twicsty.com)