Film Bajrangi Baijaan Karya Kabir Khan (2015)
Cinta dan Pengorbanan Manusia di Tapal Batas
Rabu, 05 Oktober 2016 23:00 WIBOleh Nasruli Chusna *)
Oleh Nasruli Chusna*
BAGAIMANA jika seorang penganut hindu yang taat, bertaruh nyawa demi keselamatan pengikut agama lain? Jawabannya ada dalam film garapan Kabir Khan ini, Bajrangi Bhaijaan (2015). Selain itu juga terdapat gesekan sejarah yang berujung pada rasa sakit yang berkepanjangan.
Seorang gadis kecil dari Pakistan dari wilayah Azad Kashmir, Shahida (Harshaali Malhotra), harus terpisah dari ibunya ketika kembali dari India. Mereka ke India dalam rangka mengunjungi tempat suci di Delhi untuk menyembuhkan kemampuan bicara Shahida.
Ketika terpisah di India, Shahida bertemu dengan Pawan Kumar Chaturvedi (Salman Khan) yang dikenal sebagai Bajrangi, seorang penganut Dewa Hanuman. Persahabatan mereka pun dimulai meski ada gejolak lantaran perbedaan agama hingga konflik kedua negara. Pawan yang seorang taat bertekad mengantar Shahida kembali ke Pakistan.
Setelahnya, berbagai rintangan berat harus dilalui. Perjalanannya jadi menarik, karena mengangkat isu-isu yang masih relevan hingga kini, seperti pada lingkup agama di India serta konflik eksternal dengan Pakistan.
Lagu yang menjadi pembukaan sekaligus perkenalan pada karakter utama di sini adalah selfie se le re. Sungguh terlihat lagu ini hidup bukan hanya karena selfie yang menjadi isinya, tapi juga menggaris bawahi soal keanekaragaman agama di India. Itu belum terhitung pada banyaknya aliran di tiap agama yang berbeda.
Di sinilah fungsi karakter Pawan yaitu untuk mempertegas, dia seorang Hindu yang mengkhususkan menyembah Dewa Hanuman. Ini adalah sedikit bukti yang kuat bahwa di India begitu banyak agama beserta alirannya.
Setelah lagu Selfie Le Le Re yang diikuti dengan pertemuan awal antara Pawan dengan Shahida, barulah flashback menceritakan sedikit kisah Pawan serta hubungan asmaranya dengan kekasihnya, Rasika (Kareena Kapoor). Lalu berkumandang lagu Tu Chahiye yang dinyanyikan oleh Atif Aslam.
Ada salah satu adegan dimana Pawan bercakap-cakap dengan Maulana (Om Puri), seorang ulama Pakistan, bahwa ia bisa menemukan tempat Shahida di daerah Kashmir. Maulana menjadi pelindung Pawan dan Shahida ketika dikejar-kejar oleh aparat keamanan Pakistan. Maulana tidak melihat latar belakang Pawan yang seorang India. Lagipula Pawan juga bukan seorang muslim.
Maulana bahkan turut mengantar Pawan menuju daerah Kashmir, tempat dimana Shahida berasal. Sejarah mengatakan bahwa perang antara India dan Pakistan telah berlangsung empat periode. Diawali pada tahun 1947 yang berakhir pada pembagian wilayah Kashmir untuk kedua negara, dan terakhir pada tahun 1999.
Sebagian besar, hasil peperangan kedua negara berujung pada pembagian atau pelepasan wilayah. Salah satunya adalah lepasnya provinsi East Pakistan dan berdiri sendiri sebagai negara yang kini dikenal sebagai Bangladesh. Sedangkan seting Kashmir yang digunakan dalam film ini sebagian besarnya diambil di teritori India.
Bajrangi Bhaijaan sendiri memiliki rating sangat tinggi di stasiun televisi lokal sebagai film yang paling sering ditonton bahkan mengungguli 3 Idiots (2009). Ini semua kembali pada apa yang disajikan dalam Bajrangi Bhaijaan memang masih kental dengan permasalahan yang kini dihadapi masyarakat, khususnya di India.
*Jurnalis BBC, Ketua Langit Tobo Bojonegoro