Cuaca Ekstrem Bisa Picu Meningkatnya Penyakit BEF pada Sapi
Sabtu, 05 November 2016 21:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Bojonegoro – Cuaca ekstrem dan juga ketidakmenentuan dapat memicu meningkatnya penyakit Bovine Ephimeral Fever (BEF) pada hewan ternak khususnya sapi. Tercatat di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, penyakit BEF tergolong tinggi di Kota Ledre ini. Angka kemunculan kasusnya mencapai 3000 setiap tahunnya.
Hal ini disampaikan oleh Kasi Bagian Kesehatan Hewan Disnakan Bojonegoro Indra Firmansyah kepada beritabojonegoro.com (BBC), kemarin, Jumat (04/11/2016). "Setiap tahunnya laporan yang kami terima sekitar 3000 sapi yang terkena BEF," kata dia.
Indra menjelaskan, penyakit BEF ini gejalanya mirip dengan orang yang terkena flu. Tanda-tanda sapi terserang BEF sendiri di antaranya, hidung sapi banyak mengeluarkan lendir atau bahkan sangat sering sekali, nafsu makan menurun, dan tidak berfungsinya indra perasa alias lidah.
Menurutnya, faktor penyakit BEF sendiri adalah virus. Disamping itu juga cuaca ekstrim seperti curah hujan yang sangat tinggi atau ketidakmenentuan seperti hujan yang terkadang masih disertai cuaca sangat panas menjadikan sistem kekebalan tubuh sapi menurun dan mudah terserang BEF.
"Penyebab lainnya nyamuk, karena kalau musim hujan seperti ini nyamuk lebih sering muncul," imbuhnya.
Untuk itu, Indra menyarankan kepada para peternak agar selalu memberikan pakan ternak yang bagus, serta tidak lupa menyalakan obat nyamuk.(ver/moha)