Jelang Tahun Baru
Pedagang Terompet asal Solo Serbu Kota Bojonegoro
Senin, 26 Desember 2016 13:00 WIBOleh Rischa Novian Indriyani
Oleh Rischa Novian Indriyani
Bojonegoro Kota - Entah sejak kapan terompet mulai dipakai untuk menandai malam pergantian tahun. Tak ada yang tahu. Tapi yang pasti, setiap jelang tahun baru pedagang terompet selalu menjamur.
Tak ketinggalan di Kota Bojonegoro. Di kawasan Alun-Alun Kota, yang namanya pedagang terompet ini, sejak sepekan lalu sudah tampak berjajar di tepi jalan. Mereka menawarkan produk terompet berbagai model dan harga.
Menariknya, ternyata para pedagang terompet musiman itu kebanyakan bukan warga Bojonegoro. Mereka mengaku berasal dari daerah Surakarta atau Solo, yang datang berombongan menjajakan terompet di Kota Bojonegoro.
Nah, ada salah satu pedagang yang bersedia ditemui beritabojonegoro.com pada Senin (26/12/2016) di kawasan Alun-Alun Bojonegoro. Dia adalah Suparman (54), satu dari sembilan pedagang asal Solo yang menjual hasil kerajinan tangannya ke Bojonegoro.
"Saya berangkat dari Solo ke Bojonegoro tanggal 28 November bersama teman-teman dengan membawa satu truk penuh berisi terompet," ujar laki-laki yang aslinya dari Kabupaten Wonogiri itu.
Suparman menuturkan, delapan temannya yang sama-sama berangkat dari Solo tersebut telah menyebar dan berjualan terompet ke tempat berbeda di Kota Bojonegoro. Terompet-terompet yang dijajakan merupakan hasil garapan sendiri
"Terompet-terompet ini banyak juga yang dikulak oleh warga sekitar untuk dijual lagi. Katanya belum ada pembuat terompet model seperti ini di Bojonegoro," ucapnya sambil menunjukkan satu terompet model ular naga.
Saat ditanya mengapa mesti berjualan di Bojonegoro? Suparman mengaku, kalau di Solo sudah banyak yang buat dan jualan terompet, sedangkan di Bojonegoro belum ada. Dengan begitu pesaing lebih sedikit, apalagi peminatnya jauh lebih banyak dan sudah pasti laku.
"Saya berjualan di Bojonegoro itu sejak tahun 2002. Karena mengetahui pasaran di Bojonegoro cukup besar dan kerap membuahkan hasil, maka saya selalu datang ke sini setiap akhir tahun," ungkapnya sambil tertawa kecil.
Untuk terompet dagangannya, Suparman menjual dengan harga mulai Rp 5.000 hingga Rp 35.000. "Khusus untuk harga kulakan, saya menjual dengan separuh harga," pungkasnya. (rni/tap)