Penjualan Terompet di Padangan Diperkirakan Menurun
Rabu, 28 Desember 2016 14:00 WIBOleh Sucipto
Oleh Sucipto
Padangan - Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, penjualan terompet di wilayah Padangan tahun ini diperkirakan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan daya beli masyarakat berkurang.
Salah seorang penjual terompet, Narno, menyebutkan alasan penurunan penjualan terompet. "Biasanya pembeli terbesar di wilayah Padangan sini adalah para petani. Saat ini petani belum panen, sehingga perkiraan saya orang yang akan membeli terompet juga berkurang," demikian alasan Narno.
Ketika ditemui beritabojonegoro.com (BBC), pria yang menjajakan terompetnya di emperan kios Pasar Padangan ini masih tetap bersemangat. Meskipun penjualan tidak seramai tahun sebelumnya, dia tetap berupaya maksimal menawarkan dagangannya.
"Saya masih ingat, penjualan terompet paling ramai yaitu tiga tahun yang lalu. Waktu itu menyambut Tahun 2014, saya mampu menjual hingga 7.000 terompet," ujar ayah satu anak tersebut, Rabu (28/12/2016).
Pria asal Desa Sumberconto Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri tersebut mengaku sudah 15 tahun berjualan terompet di wilayah Kecamatan Padangan.
"Biasanya seminggu lebih sebelum pergantian tahun," katanya.
Seperti tahun ini, dia mengaku sudah tujuh hari berjualan di Pasar Padangan.
"Syukurlah, tiap hari selalu ada penjualan. Selama seminggu ini terompet biasa laku 1.200 biji, sedangkan yang bentuk naga sudah laku 600 biji," katanya senang.
Terompet biasa dijual dengan harga Rp 5.000 dan yang bentuk naga dijual Rp 15.000. "Saya akan berjualan hingga tanggal 2 Januari 2017. Meskipun tidak seramai sebelumnya, alhamdulillah bisa menutup modal," ujarnya mengakhiri pembicaraan. (cip/moha)