31 PNS Pemkab Bojonegoro Ikuti Diklat Kepemimpinan
Kamis, 23 Maret 2017 11:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Bojonegoro - Sebanyak 31 pegawai negeri sipil (PNS) di lingkup Pemkab Bojonegoro mengikuti diklat kepemimpinan tingkat IV angkatan 137 pola kemitraan Provinsi Jawa Timur tahun 2017. Pembukaan ditandai dengan penyematan tanda peserta oleh Bupati Bojonegoro, Suyoto kepada dua orang perwakilan peserta.
Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Pemkab Bojonegoro Zainuddin menyampaikan bahwa PNS di lingkup Pemkab Bojonegoro yang memgikuti diklat sebanyak 31 orang PNS dengan rincian laki laki 21 orang dan perempuan 10 orang. Dilihat dari jenjang pendidikan S2 dua orang dan S 1 sebanyak 26 orang dan SLTA 3 orang. Diklat dilaksanakan 22 Maret sampai 20 Juli yang terbagi dalam lima tahapan. Tahap 1 diagnosa kebutuhan perubahan selama 12 hari mulai 22 Maret sampai 6 April. Tahap II tahap taking ownership selama enam hari dari tanggal 7 sampai 13 April. Tahap III merancang perubahan dan membangun tim selama 16 hari mulai 16 April sampai 6 Mei. Tahap IV laboratorium kepemimpinan selama 60 hari mulai 8 Mei sampai dengan 14 Juli. Dan tahapV Tahap evaluasi selama 6 hari mulai 15 - 20 Juli 2017.
“Diklat ini untuk mencetak calon pemimpin yang cakap dan inovatif,” ujar Zainuddin.
Bupati Bojonegoro, Suyoto, mengatakan, agar produktif pondasinya adalah sehat, cerdas kemudian adil dan bahagia sejalan dengan semangat Undang Undang Dasar 1945. Lalu mengapa ada negara yang gagal semuanya soal - soal kekuasaan.
“Kekuasaan dan kewenangan yang tidak digunakan secara efektif maka akan jauh dari harapan kesejahteraan bagi rakyatnya. Lalu mengapa ada kabupaten yang gagal dan mengapa ada satker yang gagal maupun maju agar direnungkan. Kita semua adalah bagian dari power yakni kita part of solution. Jika kabupaten gagal mentransformasi kewenangan dan kekuasaan karena menjadi bagian dari mencari masalah atau part of problem. Padahal untuk mewujudkan kesejahteraan adalah kita harus menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi,” ujarnya.
Menurut Kang Yoto, sapaan Suyoto, mengelola anggaran harapnnya adalah ingin membuat rakyat lebih sehat, cerdas, produktif dan bahagia. Sehingga cara membangun Bojonegoro berbeda bahwa yakni uang mengikuti masalah, bukan uang mengikuti fungsional.
Ia juga berpesan kepada seluruh peserta agar menjadi aparatur yang sukses dengan mengokohkan niat dan gairah, mengembangkan produk diri yang hebat untuk lingkungan, memiliki keterampilan komunikasi, kolaborasi berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan terampil hidup, berbahagia, ridho, syukur, mujahadah dan ikhlas. (her/kik)