Dishub Siapkan Helicak sebagai Solusi Angkutan Kota Baru
Minggu, 26 Maret 2017 12:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Bojonegoro Kota - Dinas Perhubungan Kabupaten Bojonegoro berencana menyiapkan moda transportasi baru untuk angkutan kota. Hal ini sebagai solusi, akibat semakin berkurangnya angkot yang beroperasi di wilayah Bojonegoro.
Kepala Dishub Kabupaten Bojonegoro Iskandar kepada Beritabojonegoro.com mengatakan sebenarnya angkot yang beroperasi di wilayah Bojonegoro ada sekitar 55 armada.
Namun setelah mengalami penurunan dari tahun ke tahun jumlahnya berkurang hanya sekitar 20 armada. Jumlah itupun tidak semua beroperasi secara rutin, tidak lebih dari setengahnya yang beroperasi.
"Kita ada Line ABCD dan E, yang sering terlihat di terminal mungkin sekitar 5-6 saja," kata Iskandar.
Kata Iskandar Dishub sebenarnya sudah pernah memberikan alternatif dengan melakukan modifikasi terhadap becak mesin (Becin) atau biasa disebut becak motor. Namun karena terbentur dengan peraturan perundang-undangan saat ini belum bisa terealisasi.
"Kalau Becin itu biaya kira - kira 4 juta, tapi memang tidak boleh," imbuhnya.
Dishub mendapatkan penawaran untuk membuat moda transportasi dalam kota baru yang disebut Helicak. Helicak ini alat transportasi roda tiga yang mirip dengan bemo. Jika berhasil Helicak, bisa sebagai solusi pengganti angkot yang semakin lama semakin hilang di jalanan.
Lebih lanjut Iskandar mengungkapkan sudah ada perusahaan yang menawarkan produk kendaraan roda tiga tersebut ke pihak dishub. Kendaraan ini juga sudah dilengkapi sejumlah ijin dari Kementerian.
"Untuk harganya mungkin diatas 55 juta, kalau kita arahkan kepada pengemudi becak motor, pasti terlalu berat," ungkapnya.
Dia berharap ada investor yang ingin berinvestasi di bidang transportasi di wilayah Bojonegoro. Agar ada yang tertarik dengan angkutan kota baru tersebut, sebagai sarana transportasi masyarakat.
"Saya sangat senang kalau ada investor, jika langsung ke masyarakat pasti sedikit berat," ujarnya.
Iskandar menambahkan angkutan kota yang bagus, harapanya bisa mengurangi pengguna kendaraan pribadi, terutama bagi para pelajar yang masih dibawah umur. Dimana para pelajar juga merupakan salah satu korban Laka lantas yang jumlahnya cukup tinggi pula.
"Kalau untuk bus sekolah mungkin membutuhkan dana sekitar Rp. 2 milyar, kita belum menganggarkan untuk itu," pungkasnya. (pin/moha)