Robohnya Gedung SD Ngumpak Dalem lV
Ini Pengakuan Bendahara Panitia dan Kasek SDN Ngumpak Dalem IV
Jumat, 29 September 2017 17:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Bojonegoro Kota - Bendahara panitia kegiatan pembangunan gedung dan kepala sekolah akhirnya mengklarifikasi kabar yang beredar terkait penyebab robohnya gedung SD Negeri Ngumpak Dalem lV Bojonegoro. Mereka mengaku tidak mengetahui secara teknis proses pembangunan gedung dan menyerahkan hal itu kepada pelaksana proyek (tukang).
"Namanya perempuan mas, ya setelah melalui musyawarah panitia pasrah sama tukang," kata Kepala SD Negeri Ngumpak Dalem IV Bojonegoro, Naning, Jumat (29/09/2017).
Naning menyebutkan, terkait spesifikasi bangunan dan urusan teknis lainnya, semua yang mengetahui adalah pendamping teknis dan pelaksana proyek. Meski sebagai pengawas dia mengakui kurang paham terkait hal itu dan percaya kepada pelaksana.
Pasalnya dalam pemeriksaan Disdik, telah ditemukan ketidaksesuaian antara RAB dan fakta di lapangan. Ada pengurangan spek yang dilakukan oleh pihak pelaksana proyek.
Ditanya mengenai penunjukkan pendamping teknis lapangan, kepala sekolah mengaku tidak tahu menahu. Dia menceritakan, sebelum mendapatkan DAK Silpa, sekolah diberikan sosialisasi oleh pihak Disdik.
"Kita dikumpulkan dikasih tahu ini, ini ,ini, pendamping teknis saya tidak tahu, ya mungkin ditunjuk dari Dinas Pendidikan," terangnya.
Untuk pencairan dana, bendahara panitia Dwi, yang juga merupakan salah satu guru di SD Negeri Ngumpak Dalem IV, memang sering berkoordinasi dengan kepala sekolah. Ketika pencairan Dwi bersama ketua panitia mengambil uang dan diserahkan kepada pelaksana pekerjaan yaitu Suhud.
"Pak suhud kalau minta Rp 10 juta, Rp 20 juta saya mencairkan dengan ketua kan harus berdua, selain itu ya koordinasi dengan Bu Kepala Sekolah," ujar Dwi.
Senada yang diungkapkan oleh kepala sekolah, Dwi juga membenarkan bahwa perihal penunjukkan pendamping teknis dan mengenai isi RAB, dia tidak tahu menahu. Dia hanya seorang guru yang ditunjuk sebagai bendahara dan melaksanakan pencairan dana.
"Kita tidak tahu mas, kita tidak paham yang penting saya ngurus soal dana, iya itu pendamping teknis sepertinya ditunjuk Dinas Pendidikan," ungkapnya.
Sementara Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro Kumaidi pada saat dikonfirmasi BBC beberapa waktu lalu mengelak terkait penunjukkan pendamping teknis ini. Saat ditanya Kumaidi bahkan berkelit tidak tahu dan tidak kenal dengan pendamping teknis tersebut.
Ketika hendak dikonfirmasi kembali oleh BBC melalui pesan singkat WhatsApp, Kumaidi enggan memberikan jawaban. Kumaidi hanya membaca pesan tersebut, terlihat ada tanda centang dua warna biru.
Pihak sekolah saat ini kebingungan dan mengaku kapok menerima DAK, jika ujung - ujungnya bermasalah. "Kemarin ada dua orang polisi sudah kesini ya melakukan penyelidikan, pokoknya kapok mas lebih baik gak dapat DAK lagi," keluh Dwi.
Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu Sri Bintoro SH SIK MSI membenarkan bahwa anggota Reskrim Polres Bojonegoro saat ini tengah menindaklanjuti temuan dari Disdik tersebut. "Anggota kita sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut," jelas Kapolres.
Terpisah, pelaksana proyek pembangunan gedung Suhud ketika hendak diklarifikasi terkait permasalahan ini di rumahnya RT 28 RW 06 Desa Ngumpak Dalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro sedang tidak ada di tempat. (pin/kik)