Parenting dan Seminar Motivasi SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro
Mendidik dan Memberi Dakwah pada Anak Sepanjang Umur
Sabtu, 30 September 2017 17:00 WIBOleh Muhammad Roqib
Oleh Muhammad Roqib
Bojonegoro – SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro menggelar acara Parenting dan Seminar Motivasi di MCM Hotel and Resto, Sabtu (30/09/2017). Kegiatan ini diikuti oleh orang tua dan wali murid SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro.
Kegiatan parenting ini menghadirkan pembicara Suhadi Fadjarray dari lembaga Sigma Daya Insani Surabaya. Acara dibagi dua sesion yakni pagi dan siang.
Menurut Suhadi Fadjarray, tantangan yang dihadapi oleh orang tua dalam mendidik putra-putrinya sekarang ini tidaklah mudah. Salah satunya yakni dipengaruhi oleh gencarnya teknologi informasi yang tidak hanya memberi dampak positif melainkan juga terdapat dampak negatifnya.
Anak-anak saat di rumah dengan mudah bisa menggunakan handphone milik orang tuanya. Dalam smartphone itu biasanya terkoneksi jaringan internet, media sosial, dan konten naskah atau gambar yang tidak ramah terhadap anak.
Menurutnya, untuk menangkal pengaruh perkembangan teknologi informasi itu maka anak harus dibentengi. Yakni yang pertama pastikan anak mendapatkan figur yang jelas yakni Rasulullah Muhammad SAW dalam kehidupan kesehariannya. Yang kedua, pastikan handphone atau laptop yang terkoneksi dengan internet itu ramah anak yaitu terfilter dari konten-konten negatif. Yang ketiga, orang tua harus peduli dengan perkembangan dan perilaku anak saat menggunakan atau memakai fasilitas handphone.
“Sebaiknya anak-anak yang masih berumur di bawah 14 tahun dibatasi menggunakan fasilitas handphone. Sebab, kalau kecanduan permainan atau konten di handphone bisa membuat anak menjadi ketergantungan dan merusak masa depannya,” ujarnya.
Ia menuturkan, dalam mendidik dan memperlakukan anak juga harus memerhatikan tumbuh kembangnya. Yakni, anak yang berumur 0-6 tahun diperlakukan seperti raja, anak umur 7-13 tahun harus diberi arahan dan kalau melakukan kekeliruan harus ditegur dengan tegas. Anak yang berumur 14 tahun ke atas sudah mulai dewasa dan diberi keleluasaan namun harus tetap dalam pengawasan orang tua.
“Jadi mendidik anak itu harus terus menerus, tidak boleh lelah. Seperti halnya Nabi Nuh ketika memberi nasihat dan dakwah pada putranya, tidak putus-putus, meskipun putranya itu tak menuruti nasihat orang tuanya. Jadi orang tua memberi dakwah pada anak itu sampai sepanjang umurnya,” ujarnya.
Ia menuturkan, mendidik anak harus dengan kisah nyata karakter tokohnya bisa ditiru dan diteladani. Apalagi jika tokoh itu adalah ahli surga. “Anak akan meniru apa yang dilakukan oleh ayah dan ibunya. Oleh karena itu, ayah dan ibu harus menjadi teladan yang baik bagi anak,” ujarnya.
Sementara itu menurut Tri Darmayanti, salah seorang orang tua siswa SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro, mengaku mendapatkan ilmu dan pemahaman baru mengenai cara mendidik anak selama kegiatan parenting ini.
“Banyak ilmu dan pengetahuan baru yang saya dapatkan saat mengikuti parenting ini. Saya berharap kegiatan parenting ini bisa sering diadakan,” ujarnya. (*/kik)