Yayan Rohman Dilantik Jadi Sekda Bojonegoro
Sabtu, 10 Maret 2018 09:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Bojonegoro – Bupati Bojonegoro, Suyoto, melantikan Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro di rumah dinas, Sabtu (10/03/2018). Yayan Rohman dilantik menjadi Sekda Bojonegoro menggantikan Soehadi Moelyono yang maju menjadi calon bupati Bojonegoro pada Pilkada Bojonegoro 2018.
Pengangkatan Yayan Rohman menjadi Sekda yang baru ini berdasarkan surat keputusan Bupati Bojonegoro Nomor 821.2/72/412.301/2018 Tentang Pengangkatan Pejabat Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro. Yang memperhatikan Surat Gubernur Jawa Timur Nomor 821.2/1955/204.4/2018 tanggal 8 Maret 2018.
Kang Yoto dalam sambutannya menyampaikan bahwa jabatan yang diemban ini merupakan sesuatu yang biasa saja tidak usah didewakan, karena hal tersebut mampu menjerumuskan kepada hal yang tidak baik.
“Sebaiknya kita biasa saja bila mendapat jabatan yang diamanatkan kepada kita. Jabatan adalah hal biasa, karena bisa saja sebulan atau setahun jabatan kita diganti, yang luar biasa itu karya atau dampak yang dihasilkan ketika kita mendapat jabatan tersebut, apakah membawa dampak baik atau buruk. Karena karyalah yang akan membuat kita bisa bermanfaat bagi masyarakat atau tidak. Meskipun kita tidak memiliki waktu banyak kita harus bisa membawa hal baik kepada masyarakat. Meskipun waktu yang dimiliki cuma 1 detik kita harus bisa menggunakannya untuk kepentingan orang banyak,” pesan Kang Yoto.
Tantangan Bojonegoro ke depan, kata dia, akan semakin berat. Pemkab Bojonegoro dituntut untuk bisa bersaing, tidak hanya dengan daerah lain tapi juga bisa bersaing dengan negara lain. Untuk sekreataris daerah yang baru harus bisa mengajak dan membimbing para karyawan di lingkungan Pemkab Bojonegoro untuk bisa memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Bojonegoro. Semua harus bisa memberi bukti kepada masyarakat bisa memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
Diharapkan nanti ke depan dalam bekerja untuk menghilangkan kata “tetapi” dan menggantinya dengan kata “meskipun”. Karena kata tetapi merupakan bentuk ketidakmauan sesorang untuk berusaha, sebagai contohnya bila ingin melakukan terobosan namun sumberdaya kurang itu juga bentuk “tetapi”, ingin membuat sesuatu namun tidak ada dana, itu juga termasuk “tetapi”. Ubahlah dengan kata “meskipun”, karena hal ini bentuk untuk mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah. Seperti halnya “meskipun” kekurangan sumberdaya tetap harus bisa maju ke depan. “Meskipun” tidak memiliki dana cukup namun bisa maju ke depan.
Seharusnya harus mengubah mindset agar bisa lebih berkembang dan lebih maju. Jangan terpaku dalam pola pikir yang membatasi. Harusnya bisa mengembangkan pola pikir untuk bisa menjadi lebih baik dan maju ke depan.(mol/kik)