Jalan Poros Kecamatan di Bojonegoro Banyak yang Rusak Parah
Rabu, 21 Oktober 2015 11:00 WIBOleh Khoirul Anam
Oleh Khoirul Anam
Kota – Jalan poros kecamatan di wilayah Bojonegoro banyak yang rusak parah. Jalan poros Kecamatan Balen-Sugihwaras, jalan poros Kalitidu-Malo, jalan poros Purwosari-Ngambon, misalnya kondisinya rusak berat. Sebagian jalan itu telah diaspal, namun sebagian jalan poros kecamatan itu dipaving.
Jalan poros Kecamatan Balen-Sugihwaras misalnya kondisinya banyak yang rusak, berlubang, dan bergelombang. Jalan poros kecamatan itu dipaving. Namun, banyak jalan yang pavingnya rusak, keluar dari badan jalan. Akibatnya, banyak jalan yang berlubang dan bergelombang. Bila tidak segera diperbaiki, jalan yang rusak dan berlubang itu akan digenangi air saat musim hujan. Jalan yang berlubang itu juga sering menyebabkan terjadinya kecelakaan.
“Jalan poros Kecamatan Balen-Sugihwaras itu banyak yang rusak di beberapa titik. Namun, perbaikannya hanya tambal sulam,” ujar Anggi Sahputra (25) warga Balen pada BBC, sapaan BeritaBojonegoro.com, Rabu (21/10).
Kondisi yang sama juga terjadi di jalan poros Kalitidu-Malo. Jalan poros sepanjang 10 kilometer sebelum memasuki jembatan Malo kondisinya rusak berat. Jalan berpaving itu banyak yang mengelupas, bergelombang, dan berlubang. Jalan itu sebelumnya sering dilalui truk yang mengangkut tanah uruk untuk keperluan proyek migas Banyu Urip, Blok Cepu.
Sementara itu, jalan poros Kecamatan Purwosari-Ngambon dan Purwosari-Tambakrejo juga tidak kalah parah kerusakannya. Jalan poros Purwosari-Ngambon misalnya kondisi jalannya beraspal. Namun, di beberapa titik banyak berlubang, bergelombang, dan retak-retak. Pengendara sepeda motor sering terjungkal lantaran terperosok di jalan berlubang tersebut. Apalagi, saat jalan berlubang itu tergenang air tidak kelihatan kalau jalan itu berlubang.
Menurut Muhammad Arif, 30, warga Purwosari, mengeluhkan kondisi jalan yang rusak berat tersebut. Jalan yang rusak itu, kata dia, seringkali hanya ditambal sulam. Perbaikan sementara itu, kata dia, hanya mampu bertahan beberapa tahun dan kemudian rusak lagi.
“Padahal, jalan poros ini sering dilewati oleh Mensesneg RI, Pratikno, saat pulang ke kampung halamannya di Dolokgede, Tambakrejo. Sepertinya, Pak Pratikno juga kesal dengan kondisi jalan yang rusak ini. Makanya, dia pernah bilang punya konsep segitiga emas Purwosari-Ngambon-Tambakrejo, untuk memperbaiki ketertinggalan kondisi perekonomian, termasuk infrastruktur di wilayah barat Bojonegoro ini,” ujar Arif yang juga aktivis lingkungan hidup ini.
Kondisi jalan poros perdesaan dan poros kecamatan di wilayah Bojonegoro memang belum banyak berubah. Meski, kemampuan fiskal Kabupaten Bojonegoro cukup besar dari sektor migas. Kemampuan APBD Bojonegoro sebesar Rp3,8 triliun pada APBD Bojonegoro 2015 belum mampu meningkatkan peningkatan infrastruktur jalan di wilayah Bojonegoro.
Padahal, jalan poros desa dan kecamatan itu merupakan penunjang utama kegiatan ekonomi dan perdagangan di pedesaan. Jalan yang rusak akan menghambat perdagangan hasil bumi dari pedesaan ke perkotaan. Akibatnya, perekonomian menjadi tidak lancar. Selain itu, juga rawan menyebabkan kecelakaan di jalan. Maka tidak heran, apabila masyarakat dari luar Bojonegoro sering mempunyai kelakar, apabila bepergian lalu menemui jalan rusak, berarti itu tandanya si pengendara itu sudah masuk wilayah Bojonegoro.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Bojonegoro, Andi Tjandra, berkilah untuk saat ini pihaknya sedang fokus mengerjakan pembangunan Rumah Sakit Jalan Veteran, pembangunan gedung Pemkab Bojonegoro, pembangunan gedung olah raga, dan pembangunan jembatan Padangan-Kasiman, serta pembangunan masjid Darussalam Bojonegoro.
“Pembangunan itu harus sudah selesai pada akhir Desember 2015 ini,” ujarnya.
Ia menuturkan, untuk pembangunan dan perbaikan jalan poros kecamatan itu terus dilakukan. Namun, kata dia, perbaikannya memang ada yang tambal sulam. “Sekarang pembangunan jalan dan jembatan itu terus dilakukan saat musim kemarau maupun musim hujan,” ujarnya. (rul/kik)
foto jalan poros purwosari-ngambon yang berlubang