Disnakan Bojonegoro Periksa Kondisi Hewan Kurban di Lapak Penjual dan Peternak
Senin, 20 Agustus 2018 20:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Oleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Menjelang Hari Raya Iduladha 1439 H, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bojonegoro, pada Senin (20/08/2018) lakukan pemantauan dan pemeriksaan kondisi kesehatan hewan kurban yang mulai ramai diperjual-belikan di wilayah Bojonegoro.
Dalam kegiatan tersebut, tim melakukan pemantauan penjual hewan kurban yang berada di Jalan MH Thamrin, tepatnya di depan Mapolres Bojonegoro dan di Kelurahan Ledokkulon Kecamatan Bojonegoro Kota.
Tim pemantau tersebut melibatkan 11 personil dari Dinas Peternakan dan Perikanan yang dipimpin Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, Drh Sugiharti Sri Rahaju, didampingi Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, Drh Edi Purwanto.
Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro , Drh Edi Purwanto menjelaskan, bahwa dalam pemantauan hewan kurban tersebut harus memperhatikan P3KD yakni tidak pincang, tidak penyakitan, tidak picek (red, sakit mata), tidak kurus dan sudah dewasa.
Sementara, dari pemeriksaan di tempat tersebut, kondisi hewan relatif aman, memang ditemukan beberapa hewan ternak yang belum cukup umur (kowel) dan seekor hewan didapati sakit mata.
“Selanjutnya untuk hewan yang belum cukup umur, diberikan tanda dan agar penjual tidak menjual karena tidak memenuhi syarat dan hukumnya.” terangnya.
Suyono, salah satu pedagang kambing asal Kelurahan Ledokkulon Kecamatan Bojonegoro Kota menjelaskan, bahwa untuk tahun 2018 ini penjualan hewan ternak untuk kurban relatif sepi dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Suyono, sejak Kamis (18/08/2018) lalu, baru 18 ekor kambing yang terjual dengan harga bervariasi yakni mulai 2 juta sampai 5 juta. Lesunya penjualan kambing ini menurutnya karena beberapa hal.
“Antara lain harga kambing yang relatif mahal dan kemungkinan juga karena dampak ekonomi,” terangnya
Sementara itu Dian, peternak sapi di wilayah Kelurahan Ledokwetan Kecamatan Bojonegoro Kota, kondisi yang dialaminya berbeda dengan yang dialami Suyono. Menurutnya, dari 14 sapi yang dimilikinya semua sudah terjual.
“Yang terberat dengan bobot 572 kilogram terjual dengan harga 20 juta 500 ribu rupiah.” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, Ardiyono Purwanto SH MSi mengungkapkan bahwa pihaknya sudah sejak 2 minggu lalu melakukan pemantauan hewan ternak untuk kurban yang mulai marak diperjual-belikan di wilayah Bojonegoro.
“Selain itu seluruh mantri dan petugas yang ada di wilayah kecamatan juga diintensifkan untuk melakukan pendataan.” ungkap Ardiyono Purwanto.
Dijelaskan oleh Ardiyono Purwanto, bahwa beberapa waktu lalu pihaknya juga memberikan pelatihan kepada petugas dan takmir masjid yang akan menjadi panitia kurban dimana saat itu pihaknya mengimbau, agar sapi betina yang produktif agar tidak dijadikan hewan kurban.
“Hal ini untuk menjaga populasi ternak di wilayah Bojonegoro,” jelasnya.
Ditambahkan Ardiyono Purwanto, bahwa kondisi hewan ternak di wilayah Kabupaten Bojonegoro relatif aman dari penyakit antrak maupun kuku dan mulut.
“Namun untuk antiseptik pihaknya akan mengintensifkan pos pemantau hewan di setiap titik, utamanya yang berada di perbatasan.” pungkasnya. (red/imm)