Ritual Bulan Suro Masih Dipegang Masyarakat Hingga Sekarang
Jumat, 23 Oktober 2015 08:00 WIBOleh Khoirul Anam
Oleh Khoirul Anam
Setiap memasuki bulan Suro (bulan Jawa, red), masyarakat yang masih memegang kultur atau tradisi Jawa, akan melakukan banyak kegiatan yang berbau mistis dan juga reliji. Dalam hitungan orang Jawa, bulan Suro disebut juga sebagai bulan sengkolo, atau bulan yang mengandung banyak rintangan. Hal itu disebabkan nenek moyang atau leluhur masyarakat yang tinggal di tanah Jawa dulu sering mengadakan ritual tertentu untuk menghormati bulan Suro di antaranya ada yang melakukan pertapaan atau memandikan benda yang dianggap keramat.
Benda keramat itu selain mempunyai keunikan, juga dianggap mempunyai kekuatan magis. Tradisi menghormati bulan Suro dan ritual yang mengiringinya masih ada hingga sekarang. Sebagian masyarakat masih percaya bulan Suro dianggap menyimpan banyak berkah, sekaligus malapetaka. Maka tidak heran pula, setiap malam satu Suro banyak orang yang tidak tidur dan memandikan keris atau benda yang dianggap mempunyai kekuatan mistis.
Tidak hanya di malam satu Suro saja tetapi juga di malam kesembilan atau kesepuluh Suro juga disunahkan untuk berpuasa di dua hari dan juga disunatkan memberi sedikit hartanya ke anak yatim piatu dan fakir miskin. Selain itu, juga disunahkan untuk mengusap rambut anak yatim bertujuan untuk mendapatkan pahala dan siapa tahu besok kita kalau sudah meninggal dunia bisa masuk surga dengan di barisan anak-anak yatim piatu tersebut.
Bahkan tidak hanya itu saja berbagai macam unsur kegiatan yang mengandung nilai agama juga banyak digelar di bulan Suro ini. Bahkan ada beberapa ulama atau kiai juga melaksankan puasa di hari Suro dengan tujuan mendekatkan diri kepada Maha Sang Pencipta dunia seisinya . Hal ini agar kita selalu diberkahi dan dilindungi dari hal-hal yang mengancam dan membahayakan dirinya.
Bahkan bisa kita lihat di sekeliling kita atau tetangga kita yang masih kental mempercayai mistif atau hal - hal yang mengandung spiritual pasti jika di bulan Suro banyak ritual yang dilaksanakan. Perayaan seperti pernikahan atau sunatan pasti tidak ada di bulan Suro karena masyarakat sangat mempercayai dengan kental jika di bulan Suro bulan yang tidak bagus digunakan untuk mengadakan acara pernikahan dan akibatnya bisa menimpa keluarga jika ada yang mengadakannya. Maka dari itu bulan Suro biasa disebut oleh masyarakat bulan yang sangat mistis atau bulan sengkolo.
Foto www.primbodonit.blogspot.com