Anak-anak Rentan Jadi Korban Kejahatan Seksual
Sabtu, 25 Maret 2017 09:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Bojonegoro - Terungkapnya grup facebook yang berisikan konten pornografi anak-anak tentu membuat siapapun, khususnya orangtua bergidik ngeri. Bagaimana tidak, setiap anggota yang berjumlah 7000 akun itu membagi dan mengonsumsi konten porno di mana korbannya adalah anak-anak, bahkan balita.
Ditambah lagi isu penculikan anak yang menambah suasana menjadi tidak kondusif. Tentunya kita masih ingat kasus penculikan anak yang terjadi awal tahun 2016 lalu dan juga pembunuhan anak oleh saudaranya sendiri di Tambakrejo. Daftar ini menambah keprihatinan, ternyata masih banyak kekerasan baik fisik maupun non psikis yang terjadi pada anak-anak.
Kapolres Bojonegoro, AKBP Wahyu Sri Bintoro SH SIK mengatakan bahwa pihaknya belum menerima kabar bahwa ada warga Bojonegoro yang tergabung dalam grup facebook tersebut. Namun Kapolres tetap mengingatkan kepada orangtua untuk selalu waspada dan menjaga anak-anaknya.
"Di Bojonegoro sendiri, terdapat dua kasus yang menonjol tentang kekerasan seksual pada anak. Yakni kasus penculikan pelajar dan juga kasus pencabulan disertai pembunuhan yang terjadi di Tambakrejo," kata Kapolres.
Pada kasus pertama, yakni penculikan anak, Kapolres menyebutkan dua motif pelaku. Pertama untuk ajian membuka aura, yang kedua modus cabul. Sedangkan pada kasus kedua, pelaku yakni saudara korban memiliki keinginan cabul tersebut setelah menonton video porno.
"Semua kasus sudah kami tangani, dan tentunya kami berharap jaksa memberikan tuntutan hukuman maksimal pada para pelaku kejahatan pada anak," pungkasnya.
Sementara itu berdasarkan catatan dari Pusat Perlindungan Anak dan Perempuan (P3A), kekerasan pada anak cenderung mengalami peningkatan terutama sejak tahun 2014 menuju tahun 2016. Bahkan lompatan dari tahun 2015 yang berjumlah 29, meningkat pesat menjadi 47 pada tahun 2016. Jumlah ini hanya berdasarkan laporan yang diterima oleh P3A. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar. Klik untuk lebih jelas https://datawrapper.dwcdn.net/DZbY9/2/
Melalui Humas P3A, Johny Noor Hariyanto, pihaknya mengecam adanya grup facebook yang berisikan pedofilia. Tidak hanya itu, sesuai dengan visi misi P3A, pihaknya selalu mengecam bila terjadi kekerasan terhadap anak dan perempuan baik kekerasan fisik, psikis, ekonomi maupun seksual.
"Ini adalah tugas kita semua untuk saling memperhatikan keluarga masing-masing agar anak-anak kita tidak menjadi pelaku maupun korban," ungkapnya.
Johny menguraikan bahwa p3A terus melakukan sosialisasi kepada orangtua, guru, siswa maupun organisasi masyarakat lainnya untuk memperhatikan hubungan orangtua dan anak. Orangtua juga perlu memperhatikan pendidikan budi pekerti dan agama, sehingga meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan, khususnya kejahatan seksual. Baca : https://beritabojonegoro.com/read/9015-p3a-tak-perlu-mencari-siapa-yang-salah.html
Selain itu, Kapolres juga menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada baik berada di lingkungan sendiri maupun di tempat keramaian. Karena kebanyakan kejatan seksual yang terjadi pelakunya adalah orang terdekat korban, bisa tetangga ataupun saudara. Seperti pada kasus kedua di Tambakrejo tersebut.
"Orangtua harus mengawasi bagaimana pergaulan anak. Di mana dan dengan siapa dia dan apa yang dilakukannya. Juga harus mengawasi penggunaan gadget, terutama ketika interaksi dengan media sosial. Dengan siapa saja anak-anak berteman," pesan Kapolres Bojonegoro. (ver/kik)