Virus Corona
Update Corona Blora 3 Juni: OTG 120, ODP 27, PDP 5 Meninggal 15, Positif 30 Sembuh 5 Meninggal 3
Rabu, 03 Juni 2020 18:00 WIBOleh Priyo SPd Editor Imam Nurcahyo
Blora - Update perkembangan persebaran pandemi virus Corona di Kabupaten Blora kembali disampaikan oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19. Kali ini, Rabu (03/06/2020), update disampaikan oleh Wakil Bupati H Arief Rohman MSi dalam konferensi pers di Posko GTPP Covid-19 Blora.
Dengan didampingi Direktur RSUD dr R Soetijono Blora, dan Kabid Perdagangan Dindagkop UKM, Wakil Bupati menyampaikan bahwa hari ini ada penambahan pasien sembuh sebanyak dua orang sehingga jumlah total yang sembuh ada 5 orang.
“Jumlah kumulatif pasien positif Covid-19 ada 30 kasus, yang terbaru 1 kasus dari Kedungtuban yakni seorang ibu hamil. Namun kabar gembiranya ada 2 pasien yang sembuh lagi yakni dari Cepu dan Ngawen, keduanya adalah kluster Temboro,” ucap Wakil Bupati.
Sehingga menurutnya total sembuh ada 5, yakni istri pasien pertama dari Perumda Kunden, pasien Kentong Cepu, dan 3 pasien Temboro masing-masing dari Kapuan Cepu, Ngawen dan Jati. Sedangkan yang meninggal masih tetap 3 yang semuanya memiliki penyakit penyerta.
“Sisanya ada 22 masih dirawat, yang sebagian besar adalah kluster Temboro dengan rata-rata usia antara 11 tahun hingga 20 tahun. Karena usianya masih muda, dan tidak memiliki penyakit penyerta, maka kemungkinan sembuhnya juga besar. Kita yakin yang sembuh akan semakin banyak,” kata Wakil Bupati.
Selanjutnya untuk data OTG ada 120 orang, ODP 27 orang, PDP ada 5 orang, dan reaktif Rapid-test ada 107 orang. Adapun pemudik hingga semalam menurutnya mencapai 36.438 jiwa.
“Untuk persebarannya bisa melihat di website corona.blorakab.go.id,” tutur Wakil Bupati.
Infografis peta persebaran warga yang mudik atau pulang kampung di Kabupaten Blora hingga Rabu (03/06/2020)
Menurut Wakil Bupati kunci untuk pencegahan persebaran virus ini adalah kekompakan bersama, yakni kompak dan disiplin untuk patuh pada protokol kesehatan. Seperti disiplin memakai masker, jaga jarak, cuci tangan pakai sabun , dan menghindari kerumunan.
“Kami juga meminta kepada masyarakat yang tetangga atau kerabatnya ada yang usai menjalani isolasi dan dinyatakan sembuh, tolong untuk diterima layaknya orang sehat lainnya. Jangan dijauhi, jangan didiskriminasi. Jika itu terjadi maka bisa mengganggu mentalnya yang bisa berakibat pada penurunan imunitas. Mereka justru harus diberikan semangat dan diperhatikan,” kata Wakil Bupati.
Wakil Bupati juga menyampaikan bahwa pada Selasa (02/06/2020) kemarin pihaknya bersama Bupati dan seluruh jajaran terkait telah melaksanakan rapat yang membahas penyusunan konsep tatanan kehidupan normal baru (new normal) agar masyarakat bisa tetap beraktifitas berdampingan dengan pandemic Covid-19 tanpa risiko tertular.
“Kemarin kita sudah rapat awal untuk membahas bagaimana konsep yang tepat untuk melaksanakan normal baru. Kedepan akan kita undang perwakilan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menampung apa-apa saja yang menjadi masukan serta saran dalam menetapkan new normal nantinya,” terang Wakil Bupati.
Menurutnya new normal ini nantinya juga akan dilaksanakan bertahap pada kegiatan keagamaan, ekonomi dan sosial budaya.
“Konsepnya seperti apa sedang akan kita susun bersama. Sedangkan untuk ASN/PNS besok Jumat sudah masuk kembali 100 persen dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” kata Wakil Bupati.
Direktur RSUD Blora, dr. Nugroho Adiwarso, Sp.OG menyampaikan bahwa hingga saat ini masih ada 3 pasien yang dirawat di ruang isolasi rumah sakitnya. Sedangkan di Klinik Covid-19 Bakti Padma tinggal 14 pasien yang dirawat.
“Sependapat dengan Pak Wakil Bupati, kami juga memohon agar masyarakat bisa menerima pasien yang telah sembuh dengan baik. Begitu juga ketika masih ada yang diisolasi, untuk tidak mediskriminasikan keluarga pasien. Justru disinilah tekanan yang paling berat,” kata dr Nugroho.
Menurutnya, mereka harus disupport dan diberikan semangat untuk sehat bebas Covid-19. Karena kesembuhan pasien bergantung pada imunitas, jika terus mendapatkan diskriminasi maka mentalnya bisa tertekan dan imunitasnya turun. (teg/imm)