Gedung Pusat Budaya dan Industri Ekonomi Kreatif Akan Makan Biaya 60 Miliar
Jumat, 11 Desember 2015 20:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota –Rencana pembangunan gedung Pusat Budaya dan Industri Ekonomi Kreatif oleh Pemkab Bojonegoro akan memakan dana sebesar 60 miliar. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Andi Tjandra saat ditemui BeritaBojonegoro.com (BBC) di kantornya.
“Pembangunan gedung ini akan memakan anggaran sebesar 60 miliar. Sebesar 30 miliar diajukan pada 2016, sisanya pada 2017," ujar Andi Tjandra Kepala Dinas Pekerjaan Umum.
Andi menambahkan bahwa proses pembangunan gedung tersebut saat ini baru sampai tahap persiapan dan pematangan lahan. “Tahun 2016 nanti mulai pelaksanaan pembangunan gedung,” terangnya.
Sebagaimana pernah diberitakan BBC, gedung yang akan menjadi tempat belajar apa saja tentang Bojonegoro tersebut nantinya akan dibangun di Jalan HOS. Cokroaminoto pada lahan seluas 13 Ha. (Baca Pemkab Rencana Bangun Gedung Budaya dan Industri Ekonomi Kreatif).
Saat ditanya tentang bagaimana konsep gedung tersebut, Andi Tjandra mengatakan itu sudah diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
"Karena nantinya gedung ini akan dikelola oleh mereka. Di mana di sanalah orang akan mengenal sejarah Bojonegoro dari masa ke masa. Jadi mereka yang akan mengonsep sepert apa gedung tersebut. Sedangkan kami yang menyiapkan kontruksinya," demikian kata Andi.
Secara terpisah, Kabid Budaya dan Sosial Bapeda Bojonegoro Rahmat Junaidi mengatakan, gedung budaya tersebut menjadi pusat belajar tentang budaya apa saja di Bojonegoro. “Bojonegoro ini kan punya banyak budaya. Namun semuanya belum terpelihara maksimal. Berbeda dengan Bali, turis di sana bisa menikmati suguhan budaya sana kapan saja setiap hari. Di sini butuh tari-tarian untuk ditampilkan harus menghubungi Kades Jono dulu,” katanya. (Yang dimaksud Rahmat adalah Desa Jono yang di sana terkenal dengan tarian tradisionalnya).
Gedung Pusat Budaya dan Industri Kreatif itu nantinya akan menyediakan itu secara maksimal. Rahmat memberi contoh lagi Museum Rajekwesi yang sekarang kondisinya tidak layak. “Museum satu-satunya milik Bojonegoro itu sekarang masih meminjam tempat di laboratorium IPS milik SDN Model Terpadu Bojonegoro,” terang Rahmat. (ver/moha)
Foto salah satu pertunjukan seni budaya di Bojonegoro. Pusat Gedung Budaya akan memaksimalkan ragam budaya di Bojonegoro yang cukup banyak ini.