Hasil Perekrutan Petugas Sensus BPS
Banyak Pamong Desa dan PNS yang Lolos, Peserta Curigai Ada Kolusi
Selasa, 16 Februari 2016 14:00 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Kota - Kabar tak sedap menerpa hasil perekrutan calon petugas Sensus Ekonomi 2016. Sebelumnya, Senin (15/02) kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bojonegoro telah mengumumkan 985 orang dinyatakan lolos seleksi calon petugas Sensus Ekonomi (SE). Usai pengumuman hasil seleksi itu kasak-kusuk langsung merebak.
Baca berita: 985 Orang Lolos Seleksi Petugas Sensus Ekonomi BPS Bojonegoro
Kasak-kusuk ini dipicu kekecewaan beberapa peserta seleksi yang tidak lolos. Mereka menduga ada kolusi terkait perekrutan petugas Sensus Ekonomi 2016. Mereka menunjuk bukti adanya sejumlah pamong desa dan PNS yang lolos seleksi.
Hal itu seperti diungkapkan Willy (20), seorang mahasiswi asal Kecamatan Trucuk. Dia mengaku kecewa karena tidak lolos seleksi perekrutan petugas Sensus Ekonomi 2016.
"Dari keseluruhan yang masuk rata-rata pamong desa, terus dari yang sudah pernah ikut sensus dulu, lolos lagi. Kalau kita curiga ada kolusi ya wajar," ujarnya kepada beritabojonegoro.com (BBC), Selasa (16/02).
Dia paham, BPS memang tidak membatasi calon pelamar. Siapa saja boleh mendaftar sebagai calon petugas sensus. Meskipun pendaftar itu sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil atau pamong desa. "Tapi kalau yang banyak lolos mereka itu, ya mencurigakan," tandasnya.
Kekecewaan senada juga disampaikan Silfi (19), warga Kelurahan Karangpacar, Kecamatan Bojonegoro Kota. Dia mengaku, heran kenapa malah banyak PNS yang diterima. Padahal masih banyak pegangguran yang lebih membutuhkan pekerjaan itu.
"Kalau dari yang saya kenal, beberapa PNS lolos. Nah yang pengangguran seperti saya malah tidak diloloskan," keluhnya.
Silfi menyayangkan, kenapa pemerinah tidak memberi kesempatan bagi masyarakat yang sulit mencari kerja. Ini kok malah memberi kesempatan kepada PNS dan pamong. "Semestinya PNS dan pamong tidak perlu mengikuti perekrutan semacam ini," lanjutnya.
Seorang warga Kelurahan Sumbang, Kecamatan Bojonegoro Kota, yang enggan disebutkan namanya juga mengaku menemukan situasi serupa, banyak pamong desa yang lebih diutamakan untuk lolos. "Semua itu bisa saja permainan, Mas. Tergantung punya kenalan pegawai atau tidak," katanya.
Dikonfirmasi BBC terkait keluhan peserta yang tak lolos tersebut, Kasubag TU BPS Bojonegoro Abu Umar, di kantornya, Selasa (16/02), membantah kabar miring itu. Dia menegaskan, sejak awal pihak BPS telah melakukan proses rekrutmen sesuai SOP (prosedur standar operasi) yang berlaku.
"Dugaan tersebut tidak benar, BPS dalam melakukan rekrutmen sudah sesuai SOP dan sangat terbuka," tandas Umar.
Umar mengaku, sebelumnya beredar pula isu bahwa peserta yang tidak lolos tes administrasi, tiba-tiba lolos menjadi petugas. Dia mengatakan, tidak ada perbedaan antara pamong desa, PNS, atau masyarakat biasa. Ukuran BPS jelas, bagi siapa pun yang memiliki kualifikasi pasti bisa lolos.
"Yang tidak lolos tes administrasi, tentunya juga tidak lolos tes berikutnya. Dan, tidak ada perbedaan bagi siapa saja," ujarnya. (pin/tap)