Menikmati Sejarah Alam Gerhana Matahari Total
Rabu, 09 Maret 2016 11:00 WIBOleh Muhammad Roqib *)
*Oleh Muhammad Roqib
Gerhana matahari bisa dikaji dari pendekatan ilmiah, agama, dan juga budaya. Gerhana matahari total di Indonesia terakhir terjadi pada tahun 1983. Pada masa itu, pemerintah mengimbau masyarakat agar berdiam diri di rumah saat terjadi gerhana. Alasannya, warga yang melihat langsung saat terjadi gerhana matahari bisa menyebabkan kebutaan. Tak pelak, pada masa itu saat terjadi gerhana matahari total banyak warga yang bersembunyi di kolong meja dan kolong tempat tidur. Sementara, penduduk desa banyak yang berkeliling kampung membunyikan kentongan mengingatkan warga agar tinggal di rumah. Mitos pun berkembang bahwa gerhana matahari terjadi karena Batarakala melahap matahari. Dan anak-anak yang keluar rumah saat terjadi gerhana matahari bisa-bisa dimakan Batarakala tersebut.
Namun, fenomena alam langka gerhana matahari yang hanya terjadi di Indonesia tahun 2016 ini sangat berbeda. Masyarakat menyambutnya dengan sukacita. Tidak ada lagi warga yang takut lalu bersembunyi karena ada gerhana matahari. Warga sudah mengetahui bahwa gerhana matahari adalah fenomena alam yang bisa dipahami secara ilmu pengetahuan dan teknologi. Gerhana matahari total yang terjadi di beberapa provinsi di Indonesia bukan hanya menjadi bahan penelitian astronomi oleh para peneliti dalam negeri dan luar negeri, tetapi juga menjadi potensi wisata alam yang menakjubkan. Maka tidak heran, sejumlah televisi nasional secara khusus menayangkan fenomena gerhana matahari yang terjadi mulai di Sumatera, Sulawesi, hingga Maluku.
Bagi umat Islam gerhana matahari dianggap merupakan tanda-tanda kekuasaan Alloh. Gerhana matahari menunjukkan tanda kekuasaan Sang Maha Pencipta. Pada masa Rosululloh juga pernah terjadi gerhana matahari total. Terjadinya gerhana matahari itu bertepatan dengan meninggalnya putra Rosululloh yakni Ibrahim Bin Muhammad. Saat itu, umat Muslim mengira kejadian gerhana matahari itu merupakan mukjizat yakni pertanda bahwa alam ikut berdukacita atas meninggalnya putra Rosululloh. Namun, Rosululloh usai menyalati putranya menyampaikan pesan bahwa gerhana matahari tidak ada kaitannya dengan kematian seseorang. Gerhana matahari adalah tanda-tanda kekuasaan Alloh.
Namun, bagi sebagian orang gerhana matahari memang masih dikaitkan dengan mitos-mitos tertentu. Misalnya, saat terjadi gerhana matahari seperti hari ini, Rabu (09/03) banyak pedagang di sejumlah pasar tradisional di Bojonegoro, Sumberejo, Baureno, Purwosari, dan Padangan yang memilih berhenti sehari berjualan. Sebagian pedagang menganggap berdagang saat terjadi gerhana matahari pamali atau bisa membuat usaha dagangannya seret.
Tetapi apa pun pandangan mengenai terjadinya gerhana matahari total yang hanya terjadi di Indonesia tahun 2016 ini sungguh istimewa. Kita sangat beruntung dan bersyukur bisa menjadi saksi hidup terjadinya sejarah alam ini. Sebab, kita tidak akan tahu apakah nanti saat terjadi gerhana matahari berikutnya kita masih bisa menikmati atau tidak. Salam.