Banyak Petani yang Belum Mengasuransikan Tanamannya
Minggu, 20 Maret 2016 09:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
Kota - Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro gencar melakukan sosialisasi kepada petani untuk mengansurasikan tanaman padi mereka. Hal itu agar bisa mengurangi beban kerugian jika terjadi bencana atau gagal panen. Namun hingga saat ini belum banyak petani yang mengasuransikan tanamannya dari total seluruh lahan di Bojonegoro.
Kabid Produksi Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro Zaenal Fanani mengatakan, dengan adaya asuransi tanaman ini, masyrakat bisa memanfaatkan saat akan musim tanam, agar saat gagal panen bisa menggantikan biaya tanam.
"Apalagi tanaman padi yang dekat dengan Bengawan Solo, sering terdampak banjir. Sehingga nantinya mampu mengganti biaya gagal panen,” kata Zaenal kepada beritabojonegoro.com, Sabtu (20/03).
Dengan asuransi tanaman padi tersebut, saat misalnya nanti terjadi gagal panen, para petani bisa mendapatkan klaim Rp6 juta per Ha, dengan biaya hanya Rp36 ribu per Ha. Hanya saja klaim bisa diberikan jika kerusakan lebih dari 75 persen. Artinya jika jika kurang dari 75 persen, klaim tidak bisa diajukan.
Hingga saat ini, data di Dinas Pertanian mencatat baru 1.419 petani dengan luas 865,76 Ha tanaman padi yang sudah mengansurasikan tanamannya. Sementara total luas lahan di Bojonegoro adalah 78.762 Ha. Artinya, masih banyak masyarakat yang belum mengikuti asuransi tanaman. Padahal sosialisasi terus digencarkan melaui petugas di masing-masing Kecamatan.
“Kami selalu menggerakkan petugas lapangan pertanian di tiap Kecamatan untuk mensosialisasikan kepada petani agar ikut asuransi,” terangnya.
Sementara itu, salah satu petani asal Kecamatan Trucuk, Sarno (40), mengatakan bahwa dirinya belum tahu tentang adanya asuransi pertanian itu. Namun dirinya mengaku gembira dengan program Disperta tersebut.
“Jika memang saat gagal panen bisa diklaimkan, maka itu bisa meringankan petani saat gagal panen,” kata Sarno. (mol/moha)
Foto ilustrasi www.jabarmerdeka.com