Hati-Hati, Air Bengawan Solo Banyak Mengandung Phenol dan Nitrit
Senin, 11 April 2016 16:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
Kota - Sungai Bengawan Solo kini banyak mengandung Phenol (sejenis zat kimia tak berwarna dan berbau) dan nitrit (zat kimia yang mengandung nitrogen dan atom oksigen). Parahnya kandungan dua zat kimia itu sudah melebihi ambang batas. Kondisi tersebut terungkap dari hasil uji Laboraturium Mojokerto yang diterima Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bojonegoro pada April ini.
Kabid Pengawasan dan Kerusakan Lingkungan BLH Bojonegoro Suliana, menjelaskan, ada tiga lokasi yang ambil sampel oleh Tim Laboratorium Mojokerto. Ketiga lokasi itu Padangan, Sumberrejo, dan Baureno. Dari ketiga lokasi, hasil uji laboratoriumnya hampir sama. "Pengambilan sampel dilakukan akhir tahun lalu. Hasilnya baru muncul minggu lalu," terangnya.
Di Tretek Penceng Sumberrejo, kandungan Phenolnya mencapai 8 miligram per liter (ml/l). Padahal, batas standarnya adalah 1 ml/l. Sedangkan kandungan nitritnya mencapai 0,078. Standartnya adalah 0,06.
Di Semar Mendem Baureno, kandungan Phenol mencapai 11 ml/l. Sedangkan nitritnya mencapai 1,020 ml/l. Terakhir di Kuncen, Padangan, kandungan Phenolnya mencapai 20 ml/l, nitritnya mencapai 0,023 ml/l. "Intinya, kandungan Phenol dan Nitritnya di tiga lokasi itu di atas standar," tuturnya.
Suli menjelaskan, kandungan Phenol yang terlalu tinggi kemungkinan besar disebabkan oleh limbah, baik limbah industri maupun rumah tangga. Sebab, di sepanjang kawasan bengawan solo Bojonegoro banyak terdapat indutri. "Bisa juga ini berasal dari anak sungai Bengawan Solo," terangnya.
Dia memastikan, kandungan tersebut tidak berasal dari minyak, baik minyak tumpahan BBM perahu atau minyak dari pengeboran sumur tua. Kedua kandungan berlebih, Phenol dan Nitrit, tidak baik jika masuk ke dalam tubuh. Karena itu, BLH mengimbau, agar masyarakat tidak langsung mengonsumsi air Bengawan secara langsung. Sebab, jika dikonsumsi secara langsung dikhawatirkan akan menyebabkan sakit.
"Jika ingin dikonsumsi, maka air Bengawan harus dimasak dan diteliti lagi. Kalau dikonsumsi secara langsung tidak diperbolehkan," pungkas Suliana. (mol/tap)