Koperasi Perajin Batik Jonegoroan Gelar RAT
Sabtu, 14 Mei 2016 19:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kota - Perajin batik di Bojonegoro belum memiliki bagian pasar (market share) yang besar, bahkan di pasar wilayah Kabupaten Bojonegoro sendiri. Hal itu dibicarakan dalam Rapat Anggota Tahunan Koperasi Industri Batik dan Kaos Jenogoroan, hari ini, Sabtu (14/05) di gedung Pusat Velajar Guru (PBG) Bojonegoro.
Kepala Seksi Kelembagaan Dinas Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bojonegoro Slamet Wiyono mengatakan, selain karena usaha batik di Bojonegoro baru tumbuh, para perajin belum memiliki wadah yang cukup untuk berkembang. "Oleh karena itu para perajin harus bergerak bersama," ujar Slamet Wiyono, Sabtu (14/05).
Di hadapan puluhan perajin batik jonegoroan, Slamet mengatakan, bergerak bersama dalam wadah koperasi akan menguatkan permodalan dan pemasaran. "Pemkab siap mendampingi dan mendukung kegiatan koperasi ini," ujar dia.
Pada kesempatan tersebut, dia menyatakan apresiasi kepada ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) yang selama ini terus mendukung pengembangan industri batik Jonegoroan melalui koperasi ini.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dewan Koperasi dan Industri Daerah (Dekopinda) Adie Witjaksono menyampaikan bahwa para perajin harus terus berusaha mencari dukungan dari pihak lain selain EMCL. "Selama ini kan didorong terus sama EMCL, nanti kalau programnya sudah selesai, koperasi ini harus mencari kerjasama dengan institusi lain," ucap dia.
Adie menegaskan, para perajin harus lebih inovatif dalam menembangkan motif batik, tidak hanya berkutat pada batik jonegoroan. Perajin harus jeli melihat pangsa pasar mana yg lebih potensial untuk dikembangkan. "Sehingga para anggota koperasi mampu mengakomodir kebutuhan pasar," ungkapnya.
Adie juga menekankan bahwa komitmen pengurus koperasi sangat krusial bagi perkembangan ke depan. Artinya kekompakan dan semangat gotong royong, saling menopang satu sama lain, harus tetap dijaga. "Jangan sampai setelah dukungan dari EMCL selesai, komitmennya pudar," tutur dia memotivasi.
Koperasi yang telah berdiri sejak 2014 tersebut kini memiliki 55 anggota perajin batik dari seluruh wilayah Kabupaten Bojonegoro. Selama ini koperasi sudah bisa menyuplai bahan baku dan membantu pemasaran para anggotanya. Pendirian koperasi tersebut merupakan bagian dari program pengembangan batik jonegoroan yang diprakarsai EMCL bersama LSM Ademos sejak tahun 2013. (rul/moha)