3 Dimensi Kebangkitan Menurut Kang Yoto
Jumat, 20 Mei 2016 15:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Kota-Setiap insan harus memiliki 3 dimensi kebangkitan. Hal itu ditegaskan oleh Bupati Bojonegoro Drs H Suyoto M Si dalam pidato pada upacara peringatan 108 tahun Hari Kebangkitan Nasional hari ini Kamis (20/5) di alun-alun Bojonegoro. Upacara diikuti ratusan pelajar, mahasiswa, organisasi sosial kemasyarakatan dan pemuda, jajaran Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan di aparat keamanan dan kepolisian.
Apa saja 3 dimensi itu? Kang Yoto menjelaskan yang pertama adalah dimensi karya. Maksudnya, adalah kekaryaan. Tidak ada karya yang mampu berdaya saing tanpa dukungan pengetahuan kemudian ditambah dengan nilai seni dalam produk. “Daya tarik itu dari seni, maka pengetahuan harus terus tumbuh. Milikilah pengetahuan, inovasi dan semangat enterpreneaur. Kita selama ini dalam hidup hanya memikirkan cara bertahan hidup, tanpa seni untuk menjual. Harus ada inovasi,” kata Bupati.
Kedua adalah dimensi budaya. Bagaimana kita akan melahirkan karya, jika karakter dan budaya tidak mendukung? Demikian Kang Yoto mempertanyakan, bernada reflektif. Kekuatan tempat setiap tempat membentuk karakter kita.”Petani itu sangat bergantung dengan sawah. Maka dia sangat bergantung dengan alam, harmoni dengan lingkungan. Ketika muncul kultur industri maka berubah antisipasi adalah nomer satu, perubahan adalah hidupnya,” katanya.
Bupati menegaskan, bahwa penjajah meninggalkan jejak mental dan budaya di tanah jajahannya. Seperti misalnya penjajah Inggris adalah mendidik setiap negara jajahannya dengan mental produksi, sehingga kita bisa lihat negara bekas jajahan Inggris menjadi bangsa yang bersaing dan produktif. Mental ini juga berlaku di negara kita dimana penjajah Belanda memiliki tipikal berdagang dan demagof, yakni iri dengki melihat kesuksesan orang lain. “Sejarah itu mengakar dalam masyarakat kita, iri dan dengki kini menjadi bagian dari bangsa indonesia secara luas. Maka ketika kita hendak membangun transformasi maka mental harus diubah. Maka mengubah culture menuju era industrialisasi dan pariwisata di Bojonegoro. Kita harus senantiasa berubah karene kehidupan yang akan kalian alami berubah dengan saat ini,” katanya.
Dimensi ketiga menurut Kang Yoto adalah mental spiritual. Tak sekedar berkarya namun kita harus perilaku bersih dan meninggalkan kejelekan. Jika memberi kita jangan berharap lebih dan yang terakhir adalah sabar. “Sabar ini adalah dimensi spiritual kita. Setiap hari kita harus memperbaiki 3 dimensi ini,”katanya di akhir pidato. (her/moha)