Pemkab Ingin Segera Bangun Pabrik Pupuk
Senin, 31 Agustus 2015 09:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Kota – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro ingin segera membangun pabrik pupuk di wilayah Bojonegoro. Sebab, keberadaan pabrik pupuk itu dipastikan dapat menyerap ribuan tenaga kerja dan peluang usaha ikutan bagi masyarakat lokal.
Rencana pendirian pabrik pupuk ini berlokasi di sekitar Kecamatan Ngasem dan Dander. Rencananya, pabrik pupuk yang berdiri adalah Pupuk Kujang. Pabrik pupuk ini akan mendapatkan pasokan gas dari lapangan Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang dikelola oleh Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Cepu.
Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bojonegoro, Soehadi Moeljono, pembangunan pabrik pupuk Kujang itu akan menempati lahan seluas 300 hektar. Dari luas lahan tersebut, sebagian besar adalah lahan milik Perhutani yang berada di kawasan barat Bojonegoro.
“Pemakaian lahan hutan ini telah mendapat izin dari Perhutani. Bahkan, sebagian lahan pengganti untuk pemakaian lahan hutan itu telah diperoleh. Lokasinya berada di wilayah Kasiman dengan luas sementara sekitar 48 hektar,” terangnya.
Pemkab Bojonegoro, kata dia, sudah meminta kepada Presiden Jokowi dan Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN), Rini Soemarno, untuk mempercepat pembangunan pabrik pupuk tersebut.
Hal ini untuk mengantisipasi meningkatnya pengangguran setelah berakhirnya proyek konstruksi Lapangan Banyuurip, Blok Cepu di Bojonegoro. “Secara lisan maupun surat sudah dilakukan Pak Bupati,” terangnya.
Menurut dia, kendala yang dihadapi untuk merealisasikan pembangunan pabrik tersebut adalah belum adanya kesepakatan harga gas antara Pupuk Kujang dengan operator unitisasi gas Lapangan Jambaran – Tiung Biru (JTB), Pertamina EP Cepu. Sebab pengoperasian pabrik itu akan memanfaatkan sebagian produksi gas dari Lapangan JTB.
"Kabar terakhir pemerintah akan mensubsidi agar kesepakatan harga itu bisa segera tercapai,” ujarnya.
Dia berharap, dengan sudah disetujuinya revisi rencana pengembangan (plan of development /PoD) JTB, proyek segera dilaksanakan. Saat ini, kegiatan Lapangan JTB masih tahap penyediaan lahan. Pada prinsipnya harga gas antara Pupuk Kujang dengan PEPC sudah ditetapkan 8 USD per MMBTU dengan eskalasi 2 tahun.
Produksi gas lapangan JTB diperkirakan sekitar 185 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Sekitar 85 MMSCFD akan dialokasikan untuk pabrik pupuk dan sisanya untuk usaha badan usaha milik daerah (BUMD) PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS).
Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru ini berada di kawasan hutan wilayah Kecamatan Ngasem dan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro. Pengembangan lapangan JTB rencananya dimulai pada 2018-2019.(rul/moha)