Kesurupan
Kamis, 25 Agustus 2016 11:00 WIBOleh Muhammad Roqib *)
*Oleh Muhammad Roqib
Suatu hari di tahun 2005 di Surabaya
Tiba tiba seisi ruangan kelas salah satu SMA di Surabaya heboh. Ada yang menjerit, ada yang menangis, ada yang seperti kejang kejang, ada yang matanya mendelik, ada yang berhamburan keluar kelas. Anak anak kesurupan kesurupan tolong tolooooong..
Guru dan murid berhamburan keluar kelas. Mereka merangsek ke kelas yang meminta tolong. Suasana panik, beberapa guru menenangkan murid, ada yang sibuk mencari minyak kayu putih lalu menggosok gosoknya ke tubuh siswi yang mau pingsan. Ada belasan siswa yang kesurupan di kelas itu. Tidak ada yang tahu penyebabnya.
Kabar itu cepat tersebar. Beberapa jurnalis cepat cepat ke sekolah itu dan mengambil gambar. Ambulan meraung raung mengangkut siswa yang kesurupan dan pingsan ke rumah sakit. Beberapa siswi menangis sesenggukan, lainnya tegang, guru guru bingung panik. Suasana belajar di sekolah itu berubah jadi kepanikan kebingungan.
Boy, jurnalis televisi, usai mengambil gambar kesurupan itu dan wawancara siswa dan guru, merasa cukup liputan. Ia lalu buru buru ke rsu dr soetomo menemui dokter ahli kejiwaan, dr Nalini Muhdi SpKJ. Siapa lagi kalau bukan dia yang enak diwawancarai, pikir Boy, sambil menenteng kamera.
Dr Nalini Muhdi SpKJ, berada di ruangannya di bangsal pasien jiwa. Lorong bangsal itu agak gelap. Boy jalan sambil sedikit berlari. Ia akhirnya bisa ketemu dokter ahli kejiwaan itu.
Dr Nalini SpKJ tampak tenang, ia menyeruput kopi yang ada di meja kecilnya. Dr Nalini selalu tampil menawan, rambut pendek sebahu, memakai kaca mata, dengan rias bedak tipis dan lipstik tipis. Ia ramah menyambut Boy.
"Bu dokter Nalini, selamat pagi, saya mau minta wawacara," ujar Boy.
"Wawancara apa Boy?," ucap dr Nalini.
"Soal kesurupan bu, tadi ada belasan anak sekolah kesurupan saat sedang belajar, menurut bu dokter bagaimana. Apa benar mereka kerasukan makhluk halus?," tanya Boy.
"Istilah kesurupan dalam ilmu kedokteran itu tidak ada Boy, mereka juga tidak kerasukan makhluk halus," ujar dr Nalini.
"Terus mengapa mereka seperti kejang kejang dan ada pula yang sampai pingsan begitu," tanya Boy lagi.
"Mereka mengalami tekanan mental, tekanan kejiwaan yang berat Boy. Bisa jadi karena mengalami kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan sehingga mereka kemudian kehilangan kendali atas diri mereka sendiri. Kecemasan itu menular Boy, bila di sekitarnya terjadi kecemasan, atau istilahnya keadaan yang hilang kendali seperti itu. Mereka berada di alam bawah sadar," ujar dr Nalini.
"Kok bisa seperti itu dokter," tanya Boy lagi.
"Iya bisa seperti itu, orang yang katamu kesurupan itu, bisa hilang kendali atas dirinya secara penuh dan ada juga yang setengah sadar," ujar dr Nalini.
"Biasanya kalau kesurupan seperti itu, orang memanggil kiai atau dukun, bagaimana itu dokter," tanya Boy lagi.
"Orang yang kehilangan kendali atau kesurupan itu butuh didampingi, disadarkan dan ditenangkan. Kiai itu bisa menenangkan atau mengaktifkan kembali kesadaran dan ingatan orang yang hilang kendali itu," ujarnya.
"Jadi kesurupan itu sebenarnya tidak ada bu dokter?," tanya Boy lagi.
"Tidak ada Boy, dalam ilmu kedokteran, ilmu psikiater, tidak dikenal istilah kesurupan itu Boy," ujar dr Nalini menegaskan.
Setelah merasa cukup wawancara, si Boy langsung pamit dan sedikit berlari kembali ke kantornya mengirim berita siswa kesurupan itu. Sambil membetulkan posisi topinya, si boy berlari di lorong lorong bangsal rumah sakit itu.
Ilustrasi www.newsliputan.com