Program Pendukung Operasi EMCL
EMCL Serahkan Pengelolaan PBG ke Pemkab Bojonegoro
Senin, 28 November 2016 15:30 WIBOleh Piping Dian Permadi
Oleh Piping Dian Permadi
Bojonegoro Kota - Operator Migas Blok Cepu ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) menyerahkan pengelolaan Pusat Belajar Guru (PBG) kepada Pemkab Bojonegoro. Secara simbolis, perwakilan EMCL dan juga Yayasan Putra Sampoerna sebagai mitra pelaksana menyerahkan pengelolaan Pusat Belajar Guru (PBG) kepada Bupati Bojonegoro pada Senin (28/11/2016) di Sekretariat PBG jalan Rajawali Bojonegoro.
Turut hadir dalam acara tersebut Bupati Bojonegoro, Kepala Dinas Pendidikan, Perwakilan EMCL, Perwakilan Yayasan Putra Sampoerna, pengelola PBG, beserta perwakilan guru di Kabupaten Bojonegoro.
Dalam acara tersebut Vice President Public and Governtment Affairs EMCL, Erwin Maryoto, mengatakan, EMCL merayakan suatu momentum penting yakni serah terima keberlanjutan PBG dari EMCL kepada Pemkab Bojonegoro.
PBG ini merupakan program kemasyarakatan yang baik dari EMCL. Melalui program tersebut EMCL ingin menjadi tamu yang baik di Kabupaten Bojonegoro. Kata Erwin, ada tiga program kemasyarakatan dari EMCL yaitu dalam bidang pendidikan, kesehatan masyarakat dan pembangunan ekonomi.
"Jadi program pendidikan merupakan salah satu program kemasyarakatan EMCL," katanya.
Lebih laniut Erwin menerangkan, saat ini produksi EMCL di lapangan migas Banyu Urip telah mencapai 185 ribu barel per hari. Semua itu berkat dukungan dari masyarakat Bojonegoro. Jumlah tersebut telah menyumbang 20 persen produksi migas nasional.
"Kita harapkan pula dukungan bapak ibu guru agar produksi tetap lancar," imbuhnya.
Lahirnya PBG juga tidak lepas dari kerjasama pihak EMCL dengan Yayasan Putra Sampoerna. Erwin mengibaratkan PBG dahulu sebagai bayi yang dilahirkan oleh EMCL, lalu bersama Yayasan Putra Sampoerna, PBG dibesarkan dan diajari berjalan.
Selanjutnya, agar PBG ini mampu berlari, EMCL ingin mulai melepaskannya. Di tangan EMCL PBG yang sudah meraih prestasi, bahkan melebihi harapan dari EMCl dalam hal melatih para tenaga pengajar di Kabupaten Bojonegoro. Bahkan PBG telah diakui kementerian Pemerintah Pusat.
"Kami akan terus bekerja-sama dengan PBG, kerja-sama ini bisa kita lakukan dengan langsung, saat ini yang harus berperan aktif adalah PBG," ungkapnya.
Sementara itu menurut Bupati Bojonegoro Drs H Suyoto MSi, jika PBG ini ingin melampaui batas maksimalnya, maka kunci yang harus diambil adalah tekad, produktivitas dan kerja-sama.
Kata Bupati, tekad atau niat ini penting. Karena untuk menentukan seberapa jauh seseorang melangkah, harus ditentukan dengan niat yang baik terlebih dahulu.
"Saya berharap PBG yang berada di tangan bapak ibu guru, niatnya harus diperlebar dan diperluas. Mari kita transformasikan bahwa niat kita adalah untuk kebaikan orang lain. Itulah kunci melampaui batas maksimal," pungkas Suyoto. (pin/moha)