Hari Ibu 22 Desember
Reposisi Fungsi Ibu
Kamis, 22 Desember 2016 09:00 WIBOleh Ika Yuni Astuti
Oleh Ika Yuni Astuti
SURGA di telapak kaki ibu. Ungkapan singkat kaya makna, yang sangat indah untuk menggambarkan eksistensi seorang wanita yang mempunyai peran ganda dalam kehidupannya, mungkin sebagai istri, ibu, guru, karyawan, dan semacamnya.
Demikian mulianya sebutan yang diberikan kepada seorang ibu, hingga kita sering lupa bahwa sekalipun surga ditelapak kaki ibu, namun kerapkali neraka yang justru berada di mulut dan ucapan seorang ibu. Kekuatan seorang ibu bukan berada dalam kuasa mulutnya, melainkan dalam tangannya yang dingin dan hati yang tulus serta pikiran yang optimis.
Ibu yang bijaksana akan terus mendorong karier sang suami, mengasuh, membesarkan, dan menjadi madrasah utama dan pertama bagi anak-anaknya. Kekuatan kasih sayang dan untaian doa tak pernah lepas dipanjatkan kepada Sang Khalik setiap harinya.
Sementara itu, agak janggal rasanya ketika ada seorang ibu yang sibuk mengurusi orang lain dari pada dirinya sendiri maupun keluarganya. Kurang tepat fitrahnya, ketika ditengah-tengah upaya meningkatkan harkat martabat seorag ibu, masih sering terjadi ibu yang suka menyebarkan gosip kesana kemari yang justru secara tidak langsung akan mengurangi harga dirinya sebagai seorang ibu
Saat ini para ibu sudah teracuni virus Feminisme, isu Gender sehingga bergeser lebih parah dari fitrahnya, akibatnya munculah persoalan yang lebih fatal dari persoalan diatas. Ibu yang lebih memilih karirnya kebanyakan mengabaikan pendidikan anak bahkan menyerahkan pengasuhan anak kepada pembantu. Bergesernya peran ibu sebagai madarasah utama dan pertama menjadi salah satu faktor kerusakan terhadap generasi, karena tidak bisa dipungkiri anak-anak kita adalah calon pemimpin peradaban negeri ini.
Ditambah dengan lemahnya filter dari negara ini yang mengemban paham- paham asing yang mengakar dalam tubuh masyarakat seperti Kapitalisme yang bercabang -cabang menjadi ; Sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) jelas telah menuntun manusia agar menjauhkan Agama dari pengaturan kehidupan. Liberalisme (kebebasan) dan Permisifme (serba boleh) mendorong manusia berbuat sekehendaknya. Perilaku Hedonisme menikmati kemewahan dan kesenangan duniawi semata, sehingga manusia terlena dan lupa dengan negeri akhirat.
Peran ibu yang semakin tergerus dan dibalut dengan sistem yg demikian timbulah tragedi yang melanda generasi seperti; Aborsi meningkat setiap tahun, dari 2,5 jutaan pelaku aborsi, 1,5 diantaranya adalah remaja berusia 15-24 tahun. Remaja sudah bisa aktif secara seksual, akibatnya terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.(detikHealth, 30/5/2012), pelajar SMP Bojonegoro yang disetubuhi (beritabojonegoro.com, 22/9/13), Pencurian yang dilakukan oleh pelajar (beritabojonegoro.com, 12/4/15),
Rokok, miras dan Narkoba, sekitar 15000 remaja meninggal setiap tahunnya di Indonesia akibat Narkoba. Narkoba sudah merambah masuk sekolah, kampus disemua kota dn kabupaten, Narkoba masih menjadi teror dan ancaman serius bagi generasi muda. Tidak kalah seriusnya LGBT Anak dan Remaja.
Di sisi lain, fakta sistem saat ini demokrasi kapitalis, begitu banyak perempuan yang sebenarnya bekerja dalam kondisi yang tidak layak, tidak mendapatkan kompensasi yang memadai bahkan cenderung berada dalam suasana rentan eksploitasi.
Solusi dari semua ini adalah kembali lagi dengan apa yang di syariatkan oleh Allah Swt kepada kaum Ibu, yaitu mengembalikan fitrah seorang ibu. Dalam Islam, perempuan dipandang memiliki kehormatan dan kemuliaan karena perempuan menjalankan fungsinya sebagai ibu.
Ibu madarasah pertama bagi anaknya bahkan dalam pengajaran selalu ditanamkan kepada anak-anak bahwa surga ada ditelapak kaki ibu, semua itu menunjukkan betapa istimewanya peran yang diberikan kepada ibu. jadi memang perannya itu tidak boleh dianggap lebih rendah dari peran wanita karir. Bahkan peran ini sangat mulia, tak ternilai harganyam dan tak ada bandingannya.
Bersamaan momentum yang luar biasa ini mari kita bermuhasabah, memantaskan menjadi seorang ibu, perempuan mulia sesuai dengan syariat Islam, aamiin. (*/kik)
*) Penulis adalah pengajar MA AL ROSYID BOJONEGORO
ilustrasi foto www.tribunews.com