Lihat Pengelolaan Migas
26 Delegasi dari 10 Negara Kunjungi Kabupaten Bojonegoro
Senin, 16 Januari 2017 17:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Bojonegoro Kota - Sebanyak 26 delegasi dari 10 negara menyambangi Kabupaten Bojonegoro untuk melihat pengelolaan sumber daya alam, salah satunya minyak dan gas bumi. Dalam kunjungan ini juga melihat bagaimana persiapan pengelolaan migas di masa depan.
Rombongan terdiri beragam kalangan mulai pemerintahan, akademisi, hingga NGO dari Myanmar, Vietnam, Filiphina, Timur Leste, Mongolia, India, Australia, Mexico, Afghanistan, dan Indonesia.
Rombongan diterima oleh Bupati Bojonegoro Drs H Suyoto MSi di Creative Room Gedung Pemkab Bojonegoro, Senin (16/01/2017) siang.
Sebelum memulai diskusi, Bupati memberikan kesempatan kepada para delegasi untuk mengajukan pertanyaan. Kali pertama delegasi dari Afghanistan mengajukan pertanyaan tentang dukungan pemerintah. Sedangkan delegasi India menanyakan tentang perusahaan pengelola migas. Serta delegasi Indonesia yang menanyakan kerja sama dengan Kementerian ESDM dan SKK Migas terkait pengelolaan PI (Participating Interest) dan BUMD.
Bupati menyampaikan, dirinya tak memiliki kemampuan tentang minyak dan gas. Namun dia mempunyai ide tentang pengelolaan migas. Bahkan dalam kampanyenya dulu dirinya menyatakan bahwa minyak adalah isu sensitif.
"Dalam minyak dan gas bumi di Bojonegoro rentan dengan isu dan konflik, banyak NGO yang beranggapan bahwa kita salah mengelola lingkungan. Karenanya pengelolaan lingkungan menjadi salah satu visi membangun Bojonegoro," ujarnya.
Maka dari itu, Bojonegoro berkaca dari kasus lumpur Sidoarjo. Selain itu, korupsi menjadi hal yang begitu dekat dengan pemerintah, baik lokal maupun pusat. Dengan ditemukannya minyak membawa mimpi yang terlalu tinggi bagi rakyat Bojonegoro.
"Oleh karenanya dalam kegiatan eksplorasi kita demikian tegas dan ketat dalam RTRW. Jangan sampai mengubah situasi lingkungan sebelum dan sesudah. Kita tak hanya mementingkan aspek legal namun harus menghargai aspek sosial yang terjadi di tengah masyarakat," lanjut Suyoto.
Kini untuk membangun Bojonegoro, kata Bupati yang akrab dipanggil Kang Yoto itu, pemkab melibatkan beberapa pihak, mulai bisnisman, akademisi, dan NGO. Keberadaan tiga sektor ini untuk saling mendukung.
Sementara pengelolaan uang migas difokuskan untuk dua hal, pertama untuk membangun sumber daya manusia Bojonegoro, dan kedua untuk pembangunan infrastuktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Membangun SDM dan meningkatkan kualitasnya adalah cara mengentaskan kemiskinan di Bojonegoro," kata Bupati.
Rombongan delegasi dari 10 negara ini rencananya melakukan lawatan selama dua hari. Hari pertama, audiensi dengan Bupati Bojonegoro kemudian bertemu pula dengan Komisi A DPRD Bojonegoro. Lalu melihat dari dekat kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi di lapangan Banyuurip Blok Cepu.
Sedangkan hari kedua, besok Selasa (17/01/2017), rombongan dijadwalkan melakukan diskusi panel dengan jajaran Pemkab Bojonegoro dan pemangku kepentingan (stakeholder) lain. (ver/tap)