Kebakaran di Bojonegoro
Sukirno: Api Kecil Itu Sahabat, Api Besar Itu Bencana
Kamis, 19 Januari 2017 15:00 WIBOleh Rischa Novian Indriyani
Oleh Rischa Novian Indriyani
Bojonegoro - Awal bulan tahun 2017 ini kebakaran terjadi sebanyak 3 kali di Bojonegoro. Berdasar catatan di Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Bojonegoro, yaitu rumah warga di Jalan Mastrip, gedung sekolah di Ngasem dan 2 rumah di Kecamatan Baureno.
Menurut Kepala Seksi Pengendalian Damkar Dinas Damkar Kabupaten Bojonegoro Sukirno saat ditemui beritabojonegoro.com (BBC), kebakaran seringkali terjadi pada waktu istirahat yaitu antara pukul 20.00 – 05.00 WIB (delapan malam hingga lima pagi). Rata rata penyebabnya adalah human error atau kelalaian orang atau korban. "Karena selama ini di Bojonegoro jarang sekali kebakaran itu terjadi karena petir atau alam, maka dari itu kita harus waspada kepada setiap kegiatan yang dilakukan apalagi yang cenderung memicu terjadinya kebakaran,” ucapnya, Kamis (19/01/2017)
Hingga saat ini Dinas Damkar mengagendakan untuk melaksanakan sosialisasi dan memberikan informasi menyangkut pencegahan kebakaran kepada masyarakat. Beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah mengumpulkan aparat desa di satu tempat untuk dibekali materi tentang teori pemadaman kebakaran, mempraktikkan cara pemadaman api ringan hingga besar, penggunaan alat-alat sederhana dan lain sebagainya.
Sukirno menyontohkan, alat-alat sederhana yang dapat digunakan untuk memadamkan api kecil di rumah selain menggunakan air dapat juga menggunakan karung goni, handuk dan selimut. Sedangkan jika di warung atau toko setidaknya harus terdapat Apar (Alat Pemadaman Api Ringan) sebagai bentuk proteksi (perlindungan).
Adapun beberapa teknik pemadaman api jika terjadi di antaranya adalah harus mengetahui arah angin. Jika angin dari timur maka api juga harus dipadamkan dari arah timur pula. Kemudian, api harus diserang dari berbagai penjuru dan penyemprotanpun tidak boleh berhenti, jika berhenti maka api akan semakin besar.
Selain itu, kata Sukirno, beberapa ahli mengatakan bahwa potensi kebakaran itu terjadi ketika api mencapai 40 cm. Dalam kurun waktu 5 menit saja, api sebesar itu dapat menghabiskan satu ruangan, sehingga jika mengetahui terdapat situasi seperti tersebut diharapkan kepada masyarkat untuk segera menghubungi pemadam kebakaran.
Sukirno juga menegaskan bahwa menghubungi pemadam kebakaran itu tidak berbayar alias gratis. “Seringkali masyarakat mengira jika menghubungi pemadam kebarakan itu berbayar,” katanya.
Melalui media ini Sukirno berpesan kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan. “Berhati hatilah dalam mengelola api. Api kecil itu sahabat, tetapi api besar itu bencana,” katanya. (rni/moha)