BNPB Serahkan Bantuan Rp 10 Milliar untuk Rehabilitasi Bencana di Bojonegoro
Kamis, 14 September 2017 16:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Oleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Dalam rangkaian kunjungan kerja di Kabupaten Bojonegoro, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangiley, pada Kamis (14/09/2017) pagi tadi diserahkan beberapa bantuan senilai Rp 10 milliar untuk rehabilitasi dan rekonsiliasi bencana di Bojonegoro serta bantuan logistik dan peralatan kepada BPBD Kabupaten Bojonegoro. Serah terima bantuan diserahkan langsung oleh Kepala BNPB kepada Bupati Bojonegoro Kang Yoto.
Kepala BNPB Willem R dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa hal menarik di Bojonegoro adalah semangat warga dan pemimpinnya yang sangat luar biasa.
“Bisa dibilang meski di daerah rawan bencana, namun tampak bahagia.” tuturnya
Dijelaskan bahwa dewasa ini intensitas bencana dari waktu kewaktu terus mengalami peningkatan. Setidaknya ditahun 2016 saja kejadian bencana di Indonesia mencapai 2.384 kejadian dan korban jiwa mencapai 562 jiwa. Indonesia, lanjut Willem adalah daerah yang paling tinggi tingkat kerawanan bencana, karena dilalui cincin api pasifik.
“Dari 500-an gunung api di seluruh Indonesia, 127 diantaranya dalam kategori gunung api aktif.” jelas Willem.
Untuk Kabupaten Bojonegoro, Kepala BNPB menilai bahwa dalam pengelolaan bencana, telah melibatkan semua pihak baik pemerintah dan masyarakat.
“Dari sinilah maka banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari Bojonegoro. “ ungkapnya.
Kedepan untuk mengantisipasi dampak banjir akibat luapan sungai Bangsawan Solo, pihaknya akan menggelar workshop penanggulangan bencana sungai Bangsawan Solo, yang melibatkan 18 Kabupaten baik di Jawa Tengah maupun Jawa Timur yang memiliki muara ke sungai Bangsawan Solo atau dilalui sungai Bangsawan Solo.
“Dengan workshop tersebut, nantinya akan dicari solusi bersama agar banjir ini bisa diminimalisir dan tidak banyak menimbulkan kerugian.” tuturnya.
Diakhir sambutannya, Kepala BNPB mengatakan bahwa mengapa bencana ini silih berganti, karena kualitas lingkungan saat ini makin menurun dan rusak. “Lngkungan kita saat ini makin rusak, mulai tata ruang dan lain sebagainya, diantaranya masalah urbanisasi dan penataan kawasan.” pungkasnya.
Sementara itu Anggota Komisi VIII DPR RI, dari dapil Bojonegoro Tuban, Kuswiyanto mengatakan bahwa komisinya telah berhasil mengalokasikan anggaran untuk rehabilitasi dan rekonstruksi tanggul di Bojonegoro yang mencapai Rp 10 milliar, yang akan dibangun dibeberapa titik antara lain Kecamatan Ngasem, Gondang, Sekar, Kedungadem serta wilayah Kecamatan Balen dan Kanor.
“DPR bersama pemerintah ditahun 2018 nanti akan mulai membahas rencana pembangunan dampak bencana di seluruh wilayah Indonesia.” tutur Kuswiyanto.
Sementara, Bupati Bojonegoro Kang Yoto dalam sambutannya menyampaikan bahwa warga Ngasem selama ini akrab dengan bencana kekeringan dan angin puting beliung. Meski hidup di daerah rawan bencana namun semangat masyarakat luar biasa. “Dari kondisi ini menghadirkan kecerdasan lokal masyarakat.” terangnya.
Dalam guyonannya Kang Yoto menyebutkan bahwa untuk memiliki anak lebih cenderung dimusim penghujan, karena ketersediaan air yang melimpah ruah. “Kearifan lokal juga banyak ditemukan di daerah yang rawan bencana.“ ucap Bupati.
Diakhir sambutannya, Bupati juga berpesan agar kedepan akan ada pemimpin Bojonegoro yang lebih cerdas dan lebih baik. “Jadi jangan salah pilih pemimpin agarbisa membawa Bojonegoro lebih baik” pesannya. (red/imm)