Isak Tangis Mewarnai Perpisahan KKM IKIP PGRI Bojonegoro di Sumberwangi Kanor
Minggu, 17 September 2017 17:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Kanor - Isak tangis warga mewarnai perpisahan 30 mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) IKIP PGRI Bojonegoro di Desa Sumberwangi, Kecamatan Kanor malam kemarin, Sabtu (16/09/2017).
Selama kurang lebih dua minggu mereka berbaur dan menyatu bersama masyarakat Desa Sumberwangi, warga setempat sudah menganggap mahasiswa bukan sebagai tamu, melainkan keluarga.
Kesedihan warga nampak terlihat dari raut wajah mereka. Bahkan tidak sedikit warga yang merasa terharu dan meneteskan air mata saat ke-30 mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu tersebut pamit.
Saat para mahasiswa tersebut mengucapkan salam perpisahan, warga seakan tak menghendaki untuk berpisah. Salah satu warga, Mur, mengaku berat berpisah.
“Kami sangat merasa kehilangan. Karena mereka sudah banyak membantu,” ungkap Mur sembari mengusap air matanya.
Bahkan, warga mengungkapkan rasa kesedihannya saat melepas kepergian puluhan mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro saat penutupan dan perpisahan di balai desa.
KKM Kelompok Ulul Albab dalam sambutan mengaku terharu dan bersedih saat akan meninggalkan Desa. Selain itu, partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam program yang digagas oleh kelompoknya tersebut sangat baik.
“Kami bersyukur bisa KKM di desa ini (Desa Sumberwangi, Red), banyak pelajaran dan pengalaman hidup yang berharga yang kami didapatkan dari sini. Pasti kami rindu dengan desa ini,” ungkapnya
Sementara itu Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) IKIP PGRI Bojonegoro, Cahyo Hasanudin, menyampaikan terimakasih karena telah menerima dengan baik anak didiknya selama dua minggu ini.
Cahyo mengatakan, program KKM IKP PGRI Bojonegoro dapat berlangsung dengan baik dan dan dapat menjalankan program dengan lancar, tidak lepas dari peran dan dukungan serta dari masyarakat setempat.
“Terimakasih kepada masyarakat Sumberwangi yang sudah menyambut baik mahasiswa kami selama dua minggu ini. Kami juga meminta maaf atas segala kesalahan yang barangkali kurang berkenan di hati Bapak dan Ibu semuanya,” katanya.
Rasa kehilangan mahasiswa KKM nampaknya juga dirasakan oleh Kepala Desa Sumberwangi Imam Prayogi. Dia mengatakan, selama ada mahasiswa KKM, program pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) untuk masyarakat di wilayahnya menjadi terbantu.
“Kami kira, mahasiswa ini sudah berhasil, karena di desa kami ini mereka bisa berbaur bersama masyarakat dengan sangat baik," katanya.
Imam berharap, semangat dalam pengabdian kepada masyarakat tidak berhenti hingga KKM selesai saja, namun di luar tugas kuliah tersebut tetap berlanjut. Masa depan bangsa di tangan mahasiswa, kata Imam, harapannya para mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro nanti bisa menjadi panutan. (mol/moha)