Pemkab Magelang Kunjungi Bojonegoro Pelajari Pembentukan Unit Kerja Keimigrasian
Selasa, 19 September 2017 15:00 WIBOleh Redaksi
Oleh Redaksi
Bojonegoro- Wakil Bupati Bojonegoro Setyo Hartono menerima kunjungan dari Pemerintah Kabupaten Magelang yang ingin melakukan studi pembentukan Unit Kerja Keimigrasian di ruang Angling Dharma, Selasa (19/09/2017). Ini dilakukan karena Kabupaten Magelang menilai bahwa Bojonegoro berhasil dalam mendekatkan pelayanan pembuatan paspor. Kunjungan yang diketuai oleh Asisten Administrasi Umum Pemkab Magelang Drs Indra Indah Wacana mendapat sambutan hangat.
Indra menyampaikan bahwa pihaknya sudah merintis selama 2 tahun untuk pembentukan unit Imigrasi di Kabupaten Magelang. Dari segi infrastruktur dia mengaku sudah mendekati apa yang diinginkan oleh Keimigrasian. Namun hingga saat ini belum memiliki MOU dengan keimigrasian.
“Kami ingin belajar bagaimana Bojonegoro bisa membuat kesepakatan dengan keimigrasian. Kita juga ingin memperlajari apa saja konten dan isi dari MOU antara keimigrasian dengan pemerintah Kabupaten Bojonegoro,” katanya.
Indra mengaku memiliki masalah jumlah kepegawaian. Karena dari keimigrasian meminta 10 orang pegawai dan juga dari BNN juga meminta 10 orang pegawai. Sementara pihaknya sendiri juga kekurangan pegawai, sehingga belum bisa memenuhi kebutuhan pegawai yang diminta. Hal Ini dikarenakan tiap tahun banyak pegawai yang pensiun.
Kepada para pejabat Pemkab Magelang, Wabup Setyo Hartono menyampaikan bahwa pembentukan kantor imigrasi di Bojonegoro sendiri itu merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan pembuatan paspor.
“Hal ini untuk memudahkan masyarakat dalam membuat paspor. Tidak hanya itu, para pegawai yang pensiun juga tidak boleh untuk mengurus pensiun jauh-jauh ke Surabaya, PT. Taspen kita undang kesini untuk memberikan pelayanan kepada para pensiunan. Tentu saja syaratnya 18 bulan sebelum pensiun sudah mulai menyiapkan berkas-berkasnya,” katanya.
Untuk masalah pegawai sendiri, Pemkab Bojonegoro sebenarnya juga kekurangan. Dari total 14 ribu pegawai sekarang tinggal 9 ribu pegawai. Namun kuncinya dalam memberikan pelayanan pada dasarnya adalah niat. “Kalau niat kita sudah kuat, sesulit apapun halangan dan kesulitan yang dihadapi pasti bisa dilalui,” katanya. (red)