Awal Tahun Ada 10 Penderita HIV Baru di Kabupaten Blora
Rabu, 10 Januari 2018 11:00 WIBOleh Priyo Spd
Oleh Priyo Spd
Blora - Pederita HIV/AIDS di Blora setiap tahunnya terus meningkat. Terlihat dari data Dinas Kesehatan Blora selama 2017 ini ada 139 penderita HIV/AIDS. Yang sebenarnya jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya, dari 2013 ada 30 penderita, 2014 ada 60 penderita, pada 2015 naik 21 penderita menjadi sebanyak 81 penderita dan, namun di tahun 2016 sempat mengalami penurunan menjadi 78 penderita dan kembali naik di tahun 2017.
Kabid Pencegahan dan Pengendalina Penyakit (P3) Dinas Kesehatan Blora Edi Sucipto mengatakan, penderita HIV/AIDS di Blora terbilang sangat tinggi. Bahkan selama Januari 2018 ini sudah ada 10 pendrita itu baru. Dari sekian pederita ini terdiri dari penderita AIDS 25 penderita dan 114 HIV dan 13 penderita meninggal.
“Kebanyakan yang terdeteksi dari luar tempat prostitusi, atau lebih banyak dari rumah sakit,”ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalina Penyakit (P3) Dinas Kesehatan Blora Edi Sucipto (10/01/2018).
Menurutnya untuk penderitanya sendiri terdiri dari berbagai usia, yang rata-rata adalah mereka yang memiliki usia produktif antara 20 sampai 40 tahun. Tak hanya itu penderita hiv juga ada untuk bayi, sebanyak satu balita.namun hal tersebut merupakan data dari pendrita pada 2016 lalu. Yang tertular dari ibunya.
Edi menjelaskan penderita HIV/AIDS ini, sebenarnya banyak yang dari luar Blora. kebanyakan mereka yang menderita HIV/AIDS, memeriksanakan dirinya bukan hanya di satu tempat saja. Misalnya warga Blora yang terjangkit HIV/AIDS biasanya tidak mau memeriksakan dirinya di Blora. Tapi malah memeriksakan dirinya diluar Blora.
''Begitu sebaliknya warga luar Blora memeriksakan di Blora, makanya banyak orang dari luar kota,'' ujarnya.
Penyebab HIV/AIDS ini, karena banyaknya orang selalu berganti-ganti pasangan. Apalagi di tempat-tempat prostitusi malah perkembangannya masih tinggi.
“Sering berganti pasangan juga sangat membahayak. Sebab dengan perkembangan HIV/AIDS yang sangat tinggi ini perlunya. Kewaspadaan jangan sampai mau jika ada pengunan jarum suntik yang telah dipakai oleh orang lain.
Selain itu edi juga menghimbau untuk PSK yang sudah menderita HIV/AIDS untuk tidak lagi melakukan hubungan seksual atau memang perlu untuk pensiun.
“Kalaupun sudah ada yang terkena HIV/AIDS maka harus melakukan pengobatan anti retro viral. Meskipun tidak bisa mengobati tetapi bisa untuk menekan virus tersebut agar tidak lagi berbahaya.” Jelasnya
Edi menjelaskan dari penyakit HIV/AIDS itu menurutnya yang membahyakan itu adalah penderita HIV/AIDS yang masih dalam masa jendela atau masa awal terjangkit HIV. Sebab, pada masa awal sebelum 3 bulan hingga 6 bulan penderita HIV itu masih belum bisa terdeteksi. Meskipun belum terdeteksi tapi sudah bisa menyebarkan virus.
Sementara itu anggota DPRD Blora Komisi D Santoso Budi Susetyo mengatakan, meningkatnya angka penderita HIV/AIDS di Blora yang setiap tahun meningkat. Itu karena memang pengaruh dari moral masyrakat Blora sendiri masih kurang baik.
“Adanya penyimpangan seks juga bisa menimbulkan banyaknya HIV/AIDS dan penyebarannya dari tempat prostitusi” terangnya.
Dia menilai selama ini untuk cafe karaoke juga diindikasikan digunakan untuk prostitusi.
”Makanya kami meminta untuk diperketat untuk pendirian cafe karaoke, karena selama ini juga banyak cafe karaoke di blora yang ilegal,” ujarnya. (teg/moha)