Ratusan Karya Penulis Bojonegoro Berkumpul di BBF
Senin, 12 Februari 2018 15:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Bojonegoro - Buku-buku tertata rapi pada rak-rak besar di lobi ruang Exhibition lantai 1 Gedung Pemkab Bojonegoro, Senin (12/02/2018). Jumlahnya hampir ribuan eksemplar yang terdiri dari ratusan judul dan jenis. Semua adalah karya penulis Bojonegoro, diterbitkan oleh penerbit Bojonegoro sendiri maupun ada yang bukan. Pameran karya penulis Bojonegoro ini digelar selama 3 hari hingga Rabu (14/02/2018) depan dengan tajuk Bojonegoro Book Fair (BBF) 2018.
Ketua panitia BBF 2018 Yonathan Rahardjo mengatakan, ajang ini merupakan upaya awal mempertemukan rantai kepenulisan di Bojonegoro, dari generasi terdahulu hingga yang paling baru. Menurut Yonathan, sejarah kepenulisan di Bojonegoro sudah dimulai sejak Indonesia belum merdeka dan terus berkelanjutan hingga kini. Dia memuji iktikad baik Pemkab dan Perpusda Bojonegoro yang memprakarsai acara ini. Memang masih banyak kekurangan, namun Yonathan optimistis ke depan bisa lebih baik.
"Ini merupakan kebutuhan Bojonegoro menjawab tantangan zaman dengan mempertemukan semua genre penulis; sastra dan nonsastra, penulis full time dan paruh waktu, dan seterusnya," kata dia.
Yonathan sendiri adalah dokter hewan, penulis novel Lanang yang menang dalam Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2006 lalu.
Penulis dari beragam latarbelakang hadir kompak dalam acara ini. Mereka ada yang berangkat dari dunia sastra Jawa, organisasi guru, komunitas literasi dan sebagainya. Penerbit-penerbit Bojonegoro juga banyak yang turut serta.
Acara hari ini juga diramaikan dengan dialog tentang sejarah sastra dan literasi di Bojonegoro serta bedah buku Simfoni Umar Bakri terbitan IGI (Ikatan Guru Indonesia) Bojonegoro, sebuah kumpulan kisah para guru inspiratif Bojonegoro. Sastrawan Jawa JFX Hoery, guru inspiratif Ufar Ismail, Prawoto, dan lain-lain berbagi pengalaman menulis di depan peserta dialog yang didominasi para remaja pelajar dari berbagai sekolah dalam kota.
Bupati Suyoto yang datang membuka acara, menyambut antusias ajang temu karya penulis ini. Dia mengatakan bahwa sebelum gedung Pemkab ini dibangun, dia sudah berangan bahwa gedung itu nantinya harus terbuka untuk warga. Setidaknya sudah ada tiga kegiatan yang digelar di gedung Pemkab, pertama Festival OGP, kedua Festival HAM, ketiga pameran lukisan karya perupa Bojonegoro dan ditambah yang sedang berlangsung hari ini, Bojonegoro Book Fair ini.
Suyoto juga banyak mengungkapkan pengalaman pribadinya sebagai bupati yang suka menulis. Ponsel pribadinya banyak berisi tulisan-tulisan yang dia buat saat senggang di tengah kesibukan kerja. Dia mengaku kalau tidak menumpahkan kegelisahan-kegelisahannya melalui tulisan, bisa stres.
Suyoto juga menyemangati para pelajar yang hari ini hadir menyemarakkan pameran. Dia berharap para pelajar mencintai membaca dan menulis agar bahagia. "Dengan tulisan kita bisa mengubah seseorang menjadi lebih baik. Tulisan yang baik adalah yang jujur dari dalam hati seseorang. Karena dengan jujur kita mengajarkan arti penting kehidupan. Dengan acara ini diharapkan akan melahirkan bibit baru penulis Bojonegoro yang kelak akan membawa Bojonegoro lebih baik," katanya. (mol/red)
Foto sejumlah pengunjung remaja melihat-lihat lapak buku penulis Bojonegoro.