Waspada Banjir Bengawan Solo!!!
71 Desa di 11 Kecamatan di Bojonegoro, Mulai Rasakan Dampak Banjir Bengawan Solo
Sabtu, 24 Februari 2018 12:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Oleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Meskipun sejak Sabtu (24/02/2018) pukul 04.00 WIB pagi tadi, elevasi Tinggi Muka Air (TMA) Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Bojonegoro mulai menunjukkan trend turun dan pada papan duga TBS Bojonegoro Kota kembali masuk pada status siaga kuning, namun dampak dari luapan banjir Bengawan Solo tersebut mulai dirasakan oleh warga terdampak di 71 desa yang tersebar di 11 kecamatan di kabupaten Bojonegoro.
Baca: Banjir Bengawan Solo di Bojonegoro Mulai Turun
Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Bojonegoro, Heru Sugiharto, pada Sabtu (24/02/2018) pagi mengungkapkan, meski di Bojonegoro Kota sudah turun namun daerah hilir seperti Kecamatan Kanor dan Baureno akan tetap terdampak.
“Hari ini untuk wilayah Kecamatan Kanor dan Baureno yang harus meningkatkan kewaspadaan.” terangnya.
Dijelaskan Heru, bahwa berdasarkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) kabupaten Bojonegoro, pada Sabtu (24/02/2018) pukul 24.00 WIB, dilaporkan terdapat 71 desa di 11 kecamatan mulai merasakan dampak luapan sungai Bengawan Solo.
Sementara, jumlah penduduk yang mengungsi sebanyak 311 jiwa, rumah tergenang mencapai 2.222 kepala keluarga. Banjir juga merendam areal pertanian, utamanya tanaman padi seluas 1.015 hektare, palawija seluas 1.015 hektare, pekarangan warga seluas 623 hektare.
Sedangkan fasiitas umum yang tergenang antara lain 1 gedung TK, 14 gedung sekolah dasar, 6 masjid, 4 mushola serta jalan desa mencapai 19.436 meter, jalan lingkungan sepanjang 4.000 meter, dengan ketinggiannya bervariasi.
“Taksir kerugian sementara akibat luapan sungai Bengawan Solo ini mencapai Rp 2,7 miliar<’ imbuh Heru.
Masih menurut Heru, meskipun banjir mulai suru, Bupati melalui Kabag Humas Protokol Kabupaten Bojonegoro memerintah kepada seluruh jajaran camat yang terletak di bantaran sungai Bengawan Solo, untuk tetap siaga 24 jam. Seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) pada hari Sabtu dan Minggu tetap masuk siaga banjir dan pemerintah desa untuk mulai membuka dapur umum diwilayah masing-masing.
“Jangan ada yang meminta-minta di jalan. Jika desa tak sanggup maka akan di handle oleh Pemerintah Kabupaten.” tutur Heru.
Bupati, lajut Heru, memerintahkan agar para camat tetap memberikan laporan kondisi terbaru daerah terdampak secara terus menerus. Perkembangan apapun agar segera dilaporkan. Kepada para orang tua untuk menjaga dan mengawasi putra putrinya karena korban banjir seringkali karena hal sepele, seperti bermain di daerah genangan banjir.
Melihat trend turun ini Bupati memghimbau agar warga bersama dengan berbagai pihak untuk mulai membersihkan rumah dan lingkungan mereka dengan kerja bhakti. ASN harus menjadi teladan dengan terjun langsung dan motor ditengah masyarakat. Negara harus hadir bersama seluruh warga dalam kondisi apapun.
“Tetap waspada dan jangan menjadikan banjir sebagai sebuah bencana, kita tetap bahagia dan tetap produktif,” tutup Heru.
Berikut ini update status TMA Bengawan Solo, yang diterima dari UPT Pengelola Sumber Daya Air (UPT PSDA) Wilayah Sungai Bengawan Solo untuk tanggal 24 Pebruri 2018, hingga pukul 12.00 WIB. (*/imm)