Bimbel Gugusan Bintang YKIB Gelar Pelatihan Guru Membedah Kurikulum 2013
Senin, 09 Juli 2018 12:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Bojonegoro – Bimbingan Belajar (Bimbel) Gugusan Bintang, Yayasan Kampung Ilmu Bojonegoro (YKIB) mengadakan pelatihan guru bertema membedah kurikukum 2013 di Rumah Belajar YKIB di Dusun Korgan, Desa/Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, pada Minggu (08/07/2018).
Pelatihan guru ini diikuti oleh para pendidik bimbel Gugusan Bintang YKIB. Acara dimulai pukul 08.00 WIB. Materi yang pertama tentang manajemen organisasi disampaikan oleh Muhammad Roqib selaku ketua YKIB. Ia memaparkan tentang latar belakang berdirinya organisasi YKIB di daerah perkampungan di Purwosari. Ia juga menjelaskan tentang cita cita yang ingin dicapai oleh YKIB ini.
“YKIB berdiri di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan manfaat dan memajukan masyarakat terutama di bidang pendidikan. Kita yakin melalui pendidikan ini kita dapat mencerdaskan anak bangsa, mengentaskan kemiskinan, dan memberikan bekal kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak yang tinggal di desa ini,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, bergabung dalam sebuah organisasi seperti YKIB harus didasarkan pada kesadaran kritis. Ia membagi kesadaran itu menjadi tiga yakni kesadaran magis, kesadaran naif, dan kesadaran kritis. “Kesadaran kritis adalah di mana seseorang sadar kondisi sosial masyarakatnya dan ingin melakukan perubahan melalui organisasi,” ujarnya.
Setelah itu, dilanjutkan materi yang kedua tentang kurikulum 2013 yang disampaikan oleh Ustadzah Suyeni, S.Pd dari Bojonegoro. Ia memaparkan tentang konsep kurikulum 2013 yang agak berbeda dengan kurikulum KTSP. “Dalam kurikulum 2013 ini siswa dan guru diajak lebih interaktif dalam proses belajar mengajar, lebih banyak melakukan penalaran, dan menekankan pentingnya pendidikan karakter,” ujarnya.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Dwi Mei Heni, S.Si, M.Pd, tenaga ahli pendidikan dan pendidik di SMKN Sugihwaras. Ia memaparkan tentang konsep kurikulum 2013 dan penerapannya dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Ia juga mengajak para guru peserta pelatihan melakukan simulasi permainan dan mengajak peserta berpikir secara inovatif.
“Kurikulum 2013 ini mengajak guru dan siswa belajar secara inovatif,” ujarnya.
Kemudian materi terakhir disampaikan oleh Dr Hj Sri Minarti, M.Pd.I, dari Dewan Pendidikan Kabupaten Bojonegoro. Ia memaparkan tentang pentingnya pendidikan karakter bagi guru dan siswa.
“Yang pertama harus berkarakter itu gurunya dulu. Nanti murid itu akan mencontoh atau meneladani apa yang dilakukan oleh guru,” ujarnya.
Karakter, kata dia, sebetulnya sama dengan akhlakul karimah kalau dalam pandangan Islam dan kepribadian kalau dalam pandangan psikolog. “Untuk menerapkan pendidikan karakter itu maka para guru harus melakukan beberapa hal di antaranya membuka wawasan seluasnya, mempunyai komitmen, melakukan, dan mempunyai kebiasaan yang maju dan positif,” ujarnya. (mol/kik)