Calon Bupati Setyo Wahono Siapkan ‘Kartu Air’ untuk Atasi Krisis Air Bersih di Bojonegoro
Kamis, 17 Oktober 2024 17:00 WIBOleh Tim Redaksi
Bojonegoro - Pelayanan akses air bersih belum dirasakan secara merata oleh masyarakat di Kabupaten Bojonegoro. Sebagian warga setiap tahun masih sering mengalami kesulitan mendapat air bersih terutama saat musim kemarau.
Pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro nomor urut 02, Setyo Wahono-Nurul Azizah menyiapkan ‘kartu sakti’ untuk mengatasi persoalan air bersih yaitu melalui ‘Kartu Air’.
Melalui Kartu Air ini warga dapat memperoleh kemudahan saat mengalami masalah atau krisis air bersih. Utamanya gangguan pada proses distribusi air bersih, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Selain itu, Cabup Setyo Wahono juga akan memberikan akses air bersih secara gratis kepada masyarakat kurang mampu melalui subsidi dari pemerintah daerah.
Ilustrasi: Calon Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono saat membagikan air bersih kepada warga yang mengalami krisis air bersih. (Aset: Istimewa)
Salah satu warga Desa Ngraseh RT 013 RW 003, Kecamatan Dander, M Ali Mujib mengaku kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-sehari tiap musim kemarau. Sumber air di sumur timba miliknya sering kering.
"Di sini belum ada jaringan air PAM. Di sumur ada airnya tapi kalau disanyo (dipompa menggunakan mesin pompa air) sebentar sudah habis," ujarnya. Kamis (1`7/10/2024).
Setiap musim kemarau, pria berusia 53 tahun ini terpaksa harus menghemat air. Mujib tidak jarang membeli air isi ulang untuk mandi dan memasak.
"Semoga adanya program Kartu Air dari Pak Wahono dan Bu Nurul, nantinya warga di sini tidak lagi kesulitan mendapat air bersih," tuturnya berharap.
Hal senada disampaikan Sukaesih, warga Desa Ngrejeng, Kecamatan Purwosari. Menurutnya, warga di desanya selalu mengalami krisis air bersih setiap musim kemarau, karena sumber-sumber mata air di desa setempat mengering.
"Harapan kami ke depan di sini ada semacam PDAM atau dibuatkan sumber mata air yang bisa dialirkan ke rumah-rumah warga," ujarnya.
Sementara itu, Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bojonegoro Abdulloh Umar mengatakan, wilayah Bojonegoro dekat dengan sungai yaitu Sungai Bengawan Solo dan terdapat pegunungan. Artinya, masalah air sejauh ini masih berkutat pada manajerial dan inovasi saja.
Menurut dia, ke depan harus ada inovasi agar distribusi air tidak terganggu. Baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan.
"Terkait masalah air, harus ada keberanian dan inovasi dari pemimpin Bojonegoro mendatang," tutur Abdulloh Umar.
Calon Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono menegaskan bahwa dirinya telah menyiapkan program khusus untuk mengatasi persoalan air bersih. Selain program menjaga dan memelihara sumber air, dirinya bersama calon Wakil Bupati Nurul Azizah juga telah menyiapkan penataan dan manajemen distribusi air. Sebab, selama ini masalahnya justru kerap terjadi pada proses distribusi air bersih.
"Selain menata distribusi air, kami juga membikin program Kartu Air. Yaitu kartu sakti untuk mendapat pelayanan masalah air bersih," kata Setyo Wahono.
Melalui Kartu Air ini, lanjut dia, warga dapat memperoleh kemudahan saat mengalami masalah atau krisis air bersih. Utamanya gangguan pada proses distribusi air bersih, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
"Kami juga akan meningkatkan program penyediaan air bersih di desa-desa melalui PAM Desa," kata Cabup asli Bojonegoro dari Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo ini.
Cabup Setyo Wahono juga akan memberikan akses air bersih secara gratis kepada masyarakat kurang mampu melalui subsidi dari pemerintah daerah.
"Ke depan kami akan membuat program akses air bersih yang langsung bisa diminum di ruang-ruang publik seperti alun-alun, terminal, sekolah-sekolah, dan lain-lain. Tujuannya untuk mengurangi belanja beli air, mengurangi penggunaan plastik, dan mengurangi pengeluaran warga," kata anak mantan Kepala Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo ini. (red/imm)
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo