Hari Anti Narkoba Internasional 26 Juni
Selamatkan Anak-Anak dari Narkoba
Minggu, 26 Juni 2016 14:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
TIDAK banyak yang tahu bahwa hari ini, Minggu, 26 Juni 2016, merupakan hari Anti Narkoba Internasional. Tanggal itu dipilih lantaran untuk memperingati kasus pengungkapan perdagangan narkoba oleh Lin Zexu, seorang pejabat di China tahun 1988. Lin Zexu melihat bahwa narkoba telah merenggut kehidupan para pemakainya. Para pemuda kehilangan kesehatan dan kesejahteraan disebabkan kecanduan narkoba. Lin Zexu pun mulai menyatakan perang dengan narkoba dengan mulai memberantas adanya perdagangan narkoba di daerahnya.
Mengutip dari AntaraNews.com pengungkapan kasus narkoba selama Operasi Bersinar 2016 yang digalakkan oleh Polri dan Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 21 Maret-18 April 2016, sebanyak 4.170 kasus dengan 5.475 tersangka. Operasi yang dilaksanakan menyita narkoba berupa 6.085 gram sabu, 44,64 kilogram sabu cair, 346.257 butir ekstasi, 246.257 gram ganja kering, 275 hektare ladang ganja, dan 24,36 gram heroin.
Kasus narkoba tidak hanya terjadi di kota-kota besar. Sebab, beberapa waktu lalu, Polres Bojonegoro berhasil menangkap dua perempuan yang menggunakan sabu-sabu di Jalan Kolonel Sugiono, Kelurahan Jetak, Kota Bojonegoro.
Tentunya hal ini harus menjadi peringatan buat kita semua untuk ikut memberantas narkoba, terutama demi menyelamatkan generasi bangsa mengingat betapa berbahayanya narkoba.
Di bawah ini beberapa dampak dari penyalahgunaan narkoba bagi kesehatan penggunanya:
1. Fungsi otak dan perkembangan normal remaja terganggu, tandanya daya ingat menurun dan mudah lupa, sulit berkonsentrasi, tak dapat bertindak rasional, menimbulkan perasaan khayal, dan kemampuan belajar merosot.
2. Gangguan kesehatan, yaitu kerusakan atau gangguan fungsi organ tubuh seperti hati, jantung, paru, ginjal, kelenjar endokrin, sistem reproduksi, infeksi hepatitis B/C, HIV/AIDS, penyakit kulit dan kelamin, kurang gizi, dan gigi berlubang.
3. Gangguan perilaku atau mental sosial, seperti mudah tersinggung, marah, sulit mengendalikan diri dan hubungan dengan keluarga dan sesama terganggu. Terjadi gangguan mental seperti paranoid, psikosis.
4. Merosotnya nilai?nilai seperti nilai?nilai kehidupan agama, sosial budaya, sopan santun hilang, menjadi asosial dan tidak peduli pada orang lain.
5. Mengakibatkan kejahatan, kekerasan dan kriminalitas. Narkoba berkaitan dengan kejahatan sedikitnya dalam tiga hal, pertama, kepemilikan narkoba merupakan pelanggaran kriminal. Kedua, karena narkoba seperti kokain dan heroin sangat mahal, para pecandu sering kali berpaling pada kejahatan untuk membiayai kebiasaan mereka. Ketiga, dampak narkoba itu sendiri dapat mengarah pada kegiatan kriminal dan tindakan kekerasan.
Kokain, khususnya bila dicampurkan dengan alkohol dapat menimbulkan perilaku penuh kekerasan dalam diri seseorang yang mungkin berwatak lembut.
Melihat dampak yang ditimbulkan oleh narkoba, tentunya kita berusaha untuk menjauhkannya dari anak-anak. Pasalnya, narkoba bisa disisipkan dalam bentuk lain, dan bukan berupa obat-obatan. Berikut ini terdapat tips untuk menyelamatkan anak-anak kita dari bahaya narkoba, dilansir dari situs BNN.
Pertama, membangun ikatan emosional anak-anak yang memiliki masalah mental atau mengalami kesulitan mengelola emosi, biasanya memiliki risiko lebih tinggi menjadi pengguna narkoba dan minuman beralkohol. Untuk itu, Anda sebagai orangtua perlu membangun dukungan emosional dari keluarga sejak dini. Misalnya, mengajaknya mengobrol, mengajaknya pergi berlibur setiap akhir pekan, dan melakukan kegiatan positif lainnya bersama si anak. Para ahli dari Colombia University menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki kesempatan makan malam bersama keluarga cenderung tidak terjerumus pada penggunaan obat-obatan atau minuman keras.
Kedua, bicarakan sedini mungkin mengenai bahaya narkoba dengan anak. Para ahli di Phoenix House Foundation mengatakan agar orangtua segera berbicara dengan anaknya sebelum mereka berkesempatan menggunakan obat-obatan terlarang itu. Upaya ini bisa anda lakukan sebelum si anak memasuki SMA (Sekolah Menengah Atas).
Ketiga, tetapkan batas yang jelas. Sebuah survei nasional terkait penggunaan obat dan kesehatan tahun 2010 di Amerika, menunjukkan sebanyak 89,6 persen remaja usia 12-17 tahun melaporkan bahwa orangtua mereka menolak keras penggunaan ganja, meski hanya mencoba sekali atau dua kali. Hal itu juga bisa anda terapkan pada si anak. Selain memberikan pengetahuan tentang bahaya narkoba, anda juga harus memberikan aturan yang jelas pada anak.
Keempat, memberikan contoh kasus yang nyata. Selain memberikan pengetahuan tentang bahaya narkoba, anda juga jangan malu untuk memberikan contoh terkait masalah narkoba. Anda bisa mengobrol dengan si anak mengenai tetangga atau orang lain yang pernah menggunakan narkoba. Ceritakan kepadanya mengenai dampak yang didapat si pengguna narkoba. Dengan begitu, si anak akan lebih mudah memahami dampak barang berbahaya itu sendiri.
Kelima, menghadapi masalah dengan cepat. Jika si anak ketahuan menggunakan obat terlarang atau bahkan masih dalam batas mencurigai, maka alangkah baiknya agar orangtua segera mengambil tindakan. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mencoba narkoba pada usia muda, dewasanya akan bisa menjadi pecandu. Untuk itu, anda harus segera mengambil tindakan untuk menghadapi si anak jika ada tanda-tanda mencurigakan. Namun, jangan emosi dulu kepadanya. Anda harus berbicara baik-baik dan memberikan motivasi agar si anak bisa berubah.
Itulah cara menghindari anak dari narkoba. Bagaimanapun juga, sedini mungkin Anda sudah harus mengawasi si anak, seperti pergaulannya agar mereka tidak terjerumus ke dalam obat-obatan terlarang. Jika si anak terhindar dari permasalahan tersebut, maka akan membuat masa depannya cerah. (ver/tap)