Sosialisasi Terkait Asuransi Pertanian Belum Merata
Senin, 06 Februari 2017 20:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Bojonegoro Kota - Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam melindungi para petani dari kerugian gagal panen adalah mengajak mereka menjadi peserta asuransi pertanian.
Hanya saja sosialisasi terkait asuransi pertanian ini dirasa belum merata. Buktinya, masih ada petani yang belum tahu atau paham tentang program asuransi tersebut.
Situasi ini ditemukan Bupati Bojonegoro Drs H Suyoto MSi saat sidak banjir di Desa Bogo Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro, Sabtu (04/02/2017) lalu.
Seorang petani desa setempat bernama Ngaripin (40), sempat berbincang dengan Bupati Suyoto. Saat itu dia tengah melakukan panen dini terhadap tanaman padinya lantaran takut terendam banjir luapan Bengawan Solo.
Baca berita: Banjir Datang Petani Panen Dini di Kapas
"Sawah di sebelah kali sudah terendam air, apalagi hujan turun tiap hari. Sehingga saya takut bila gagal panen. Lebih baik dipanen dulu," ujar Ngaripin kepada Bupati saat ditanya alasannya kenapa panen dini.
Menanggapi jawaban Ngaripin ini, Bupati meminta untuk selalu memantau media terkait perkembangan banjir di Bojonegoro. Sebab menurut pria asal Kanor ini tren banjir terus menurun.
"Apakah sudah ikut asuransi pertanian? Cuma membayar Rp 18.000 saja, seharga satu bungkus rokok," tanya Kang Yoto kepada Ngaripin.
Menjawab pertanyaan itu, Ngaripin mengaku dirinya pernah mendengar dari kelompok tani desa sebelah. Namun di desanya sendiri malah tidak ada informasi tentang asuransi pertanian tersebut.
"Kami tidak tahu bagaimana itu asuransinya, dan dimana harus mendaftarnya," ungkap Ngaripin kepada orang nomor satu di Bojonegoro ini.
Mendapat jawaban tersebut, Bupati sangat menyayangkan bahwa informasi terkait asuransi pertanian rupanya belum merata. Padahal sangat dibutuhkan petani. Sebab, asuransi ini bisa membantu petani ketika mengalami gagal panen.
"Blarah iki. Sosialisasinya kurang efektif. Kelompok tani dan kepala desanya kurang aktif," gerutu Bupati.
Pada kesempatan itu Bupati juga menyarankan kepada petani untuk tidak melakukan penanaman apapun selama satu bulan. Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai hama wereng. (ver/tap)