Dinkes Masih Temukan Jajanan Sekolah Mengandung Boraks dan Pewarna
Senin, 20 Maret 2017 16:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Bojonegoro Kota - Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro terus melakukan survei lapangan terkait kandungan bahan berbahaya pada jajanan sekolah. Sebab, masih banyak ditemukan jajanan di lingkungan sekolah yang mengandung boraks dan pewarna.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dr Hernowo, mengungkapkan, dari sidak yang dilakukan Dinas Kesehatan sejak Februari lalu, masih kerap ditemukan jajanan sekolah mengandung kedua bahan berbahaya itu.
"Seperti pentol bakso, biasanya boraks membuat pentol kenyal, sehingga bisa kenyal dan enak," ucapnya, Senin (20/03/2017).
Boraks itu sebenarnya untuk pengawet kacu dan pengusir kecoa. Jika digunakan pada manusia, maka akan berdampak iritasi dan kalau dicerna akan mual. "Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, maka akan menyebabkan gagal ginjal dan kematian," imbuhnya.
Boraks kalau dikomsumsi, memang tidak berdampak langsung, namun akan mengendap sehingga berdampak pada tubuh manusia. Saat ini banyak sekolah yang melakukan program Adiwiyata sehingga bisa kerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk mengawasi jajanan sekolah.
"Kami terus lakukan pembinaan, sehingga jajanan sekolah diawasi langsung mulai dari tingkat Puskesmas di kecamatan dan kabupaten," ujar dr Hernowo.
Menurutnya, makanan yang dijual bebas di luar pagar sekolah belum terjamin kesehatannya. Untuk itu aturan atau larangan jajan di luar sekolah sudah lama diterapkan, untuk kebaikan dan kesehatan para siswa.
"Memang hingga saat ini, masih ada beberapa sekolah yang pagarnya belum bagus sehingga masih ada para siswa yang jajan di luar sekolah. Mestinya di sekolah itu ada kantin sehat," ungkapnya.
Sementara itu untuk mengantisipasi kecurangan para pedagang jajanan yang mungkin mencampurkan bahan berbahaya, pihak Dinas Kesehatan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara berkala melakukan pengecekan dan sidak.
Dari beberapa kali sidak, masih ada penjual nakal yang tetap memasukkan bahan pengawet dan pewarna pada olahan jajanan yang disantap para siswa sekolah. "Sebaiknya para siswa membawa bekal makanan dari rumah, karena lebih sehat dan terjamin bagi kesehatan mereka," pungkasnya. (mol/tap)