Pemerintah Matangkan Rencana Pembangunan Bendung Gerak dan Jaringan Irigasi Karangnongko
Rabu, 25 November 2020 14:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Pemerintah Pusat, matangkan rencana pembangunan Bendung Gerak Karangnongko dan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi (DI) Karangnongko, yang terletak di Sungai Bengawan Solo tepatnya di sebelah kanan Desa Ngelo Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro dan sebelah kiri Desa Mendenrejo Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora.
Guna mematangkan rencana tersebut, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, pada Rabu (25/11/2020), menggelar Pertemuan Konsultasi Masayarakat (PKM) 2, membahas Review Detail Desain Pembangunan Bendung Gerak Karangnongko dan penyusunan Study LARAP (Land Acquisition and Resetlement Action Plan) atau rencana tindak penanganan dampak sosial ekonomi akibat pengadaan tanah dan pemukiman kembali, atas Bendung Gerak Karangnongko dan Jaringan Irigasi Karangnongko
Acara yang berlangsung di salah satu hotel di Bojonegoro tersebut dihadiri oleh, Perwakilan dari BBWS Bengawan Solo, Ir Isgiyanto MT; Kepala Bappeda Bojonegoro, Drs Ec Mokhamad Anwar Mukhtadlo MSi; Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air, Ir Tedjo Sukmono MSi; Perwakilan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang Bojonegoro, Perwakilan Dinas Pertanian Bojonegoro, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Perwakilan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Bojonegoro, Perwakilan Kantor Pertanahan Kabupaten Bojonegoro, Direktur Utama Perum Jasa Tirta 1, Raymond Valiant Ruritan; Kepala UPT PSDA Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Charisal Akdian Manu MSi; Adiministratur KBKPH Ngraho Perhutani Padangan; Camat dan Kepala Desa yang terdampak pembangunan Bendung Gerak Karangnongko.
Pertemuan Konsultasi Masayarakat (PKM) kedua, pembangunan Bendung Gerak Karangnongko dan Jaringan Irigasi Karangnongko. Rabu (25/11/2020)
Kepala Bappeda Bojonegoro, Drs Ec Mokhamad Anwar Mukhtadlo MSi dlam sambutannya menuturkan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk sinkronisasi program untuk saling mendukung, saling mengisi, sehingga nantinya diharapkan para camat dan kades yang wilayah termasuk wilayah terdampak, dapat membantu kelancaran pembangunan Bendung Gerak Karangnongko tersebut.
"Bendung Gerak Karang Nongko ini memang dana yang di kucurkan APBN cukup besar sehingga dilaksanakan beberapa tahun. Mohon dukungan bapak ibu sekalian," kata Mokhamad Anwar Mukhtadlo
Pembangunan Bendung Gerak Karangnongko dan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi (DI) Karangnongko kanan atau di wilayah Kabupaten Bojonegoro, berdampak pada 35 desa di 7 kecamatan.
Untuk daerah genangan Bendung Gerak Karangnongko, desa yang terdampak ada 2 desa yaitu Desa Ngelo dan Kalangan di Kecamatan Margomulyo. Dan untuk pembangunan Jaringan irigasi kanan, jumlah desa yang terdampak sebanyak 33 desa di 6 kecamatan, dengan total panjang saluran induk atau primer sepanjang kurang lebih 51 kilometer.
"Oleh karena itu sekali lagi diharapkan dukungan bapak ibu semua demi kepentingn masyarakat. Jangan sampai di tengah jalan ada yang membuat maslaah. Jadi mohon nanti saling mengisi dan membantu sehingga pembangunan ini bisa dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang direncanakan," kata Mokhamad Anwar Mukhtadlo
Perwakilan dari BBWS Bengawan Solo, Ir Isgiyanto MT, dalam sambutannya menuturkan bahwa Bendung Gerak Karangnongko tersebut adalah bendung gerak yang paling hulu, dari 4 rangkaian bendung gerak di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo, di mana 3 sudah terbangun mulai dari hilir, bendung gerak di Sembayat Gresik, bendung gerak di Babat Lamongan, dan bendung gerak di Bojonegoro.
"Dan ini yang terakhir adalah Bendung Gerak Karangnongko. Manfaat bendung gerak ini untuk pengendalian banjir Bengawan Solo dan penyediaan air baku serta irigasi," kata Isgiyanto.
Isgiyanto menjelaskan bahwa Bendung Gerak Karangnongko mempunyai tampungan 59,1 juta meter kubik dan selain memberi manfaat untuk mengendalikan banjir juga akan memberi manfaat untuk irigasi di Kabupaten Bojonegoro, yang
mempunyai potensi mengairi sawah seluas 5203 hektare.
Selain itu, manfaat lainnya yaitu untuk pembangkit listrik Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), serta untuk bisa menjadi objek pariwisata.
"Kami harapkan masukan sehingga nanti tahun 2021 kami akan mulai proses lelang tendernya sehingga akhir 2021 kita sudah bisa melakukan pelaksanaan pembangunannya, yang akan kami lakukan dengan multy years contract, dan kami rencanakan tahun 2024 harus sudah selesai." kata Isgiyanto. (dan/imm)