DKPP Bojonegoro Serahkan Alsintan untuk Petani Tembakau Hadapi Cuaca Ekstrem
Jumat, 12 Desember 2025 12:00 WIBOleh Tim Redaksi
Bojonegoro – Musim tanam tembakau 2025 menjadi salah satu yang terberat bagi petani Bojonegoro. Hujan ekstrem menyebabkan 2.123 hektare lahan gagal panen dari total luas tanam 14.164 hektare, turun cukup jauh dibanding tahun lalu yang mencapai 15.965 hektare.
Menjawab tantangan itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro bersama Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2025. Penyerahan dilakukan di aula DKPP setempat, Kamis (11/12/2025).
Bupati Bojonegoro Setyo Wahono yang hadir langsung menyatakan, bantuan ini merupakan bukti keseriusan pemerintah daerah dan provinsi dalam memodernisasi perkebunan tembakau yang menjadi tulang punggung ekonomi ribuan keluarga petani.
“Dengan alsintan ini, kami ingin petani bisa bekerja lebih cepat, biaya produksi turun, dan kualitas tembakau Bojonegoro semakin baik sehingga mampu bersaing di pasar nasional maupun ekspor,” ujarnya.
Kepala DKPP Bojonegoro Zainal Fanani menambahkan, bantuan kali ini terdiri atas 16 unit hand tractor rotary, 5 unit mesin perajang tembakau, dan 4 unit cultivator yang diserahkan kepada kelompok tani (poktan) terpilih.
"Alat-alat ini bukan milik perorangan, melainkan aset bersama kelompok tani. Harus dirawat dengan baik dan dimanfaatkan secara bergiliran agar manfaatnya dirasakan seluruh anggota,” tegas Zainal.
Sepanjang 2025, DKPP juga telah menyalurkan benih dan pupuk bersubsidi untuk 2.630 hektare lahan, meliputi pupuk NPK sebanyak 526 ton dan KNO 67,5 ton. Selain itu, sebanyak 17 unit mesin perajang dari APBD kabupaten ditambah 20 unit mesin perajang, 32 unit hand tractor, serta 5 unit cultivator dari APBD provinsi telah disebar ke poktan.
Zainal menegaskan, pendampingan penerapan Good Agricultural Practices (GAP) terus digencarkan agar tembakau varietas unggul Bojonegoro, baik Virginia (T45 dan K326) maupun Tembakau Jawa Grompol Jatim, tetap memiliki daya saing tinggi.
Saat ini, harga jual tembakau petani Bojonegoro cukup menggembirakan, yaitu daun basah Rp1.500–2.000 per kg dan rajangan kering Rp20.000–52.000 per kg.
“Dengan dukungan alsintan dan pendampingan intensif, kami optimistis produktivitas dan kesejahteraan petani tembakau Bojonegoro akan terus meningkat meski dihadapkan pada tantangan iklim yang semakin tidak menentu,” pungkas Zainal Fanani.(red/toh)































.md.jpg)






