Pendidikan dan Kreativitas
Outdoor Study, Sebab Inspirasi Harus Dijemput
Minggu, 13 Desember 2015 14:00 WIBOleh Linda Estiyanti
Oleh Linda Estiyanti
PROSES pembelajaran harus didesain menyenangkan agar siswa betah untuk belajar. Sebisa mungkin suasana pembelajaran diciptakan agar tidak ada penekanan psikologis bagi kedua belah pihak, guru dan siswa. Dalam konteks ini, pembelajaran di luar kelas (outdoor study) menjadi sebuah tawaran. Sebab, outdoor study merupakan salah satu upaya terciptanya pembelajaran yang terhindar dari kejenuhan, kebosanan, dan persepsi “belajar pasti di dalam kelas”.
Pembelajaran di luar kelas (outdoor study) merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi pembelajaran berbagai permainan sebagai media transformasi konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran. (Irawan A. Dalam Ginting ;2005:37). Selain itu, pembelajaran dengan sistem outdoor study mampu memberikan inspirasi tersendiri untuk menambah motivasi belajar siswa.
Seperti yang Sabtu (12/12) kemarin saya rasakan dan terapkan di SD Islam Nabawi Kedungadem. Dalam sebuah pembelajaran tentang materi menulis, guru mengajak siswa keluar kelas. Dengan membentuk kelompok, kemudian membagi segmen sebagai lokasi tujuan pembelajaran, guru mengarahkan siswa untuk membuat tulisan, baik berupa karangan maupun laporan. Dalam aktivitas tersebut, lokasi berikut benda mati maupun hidup di sekitar menjadi inspirasi siswa dalam tulisannya.
Lebih rinci, pendekatan pembelajaran di luar kelas yang dipraktekkan menggunakan beberapa metode seperti penugasan, tanya jawab, dan belajar sambil melakukan atau mempraktekkan dengan situasi belajar sambil bermain. Pendekatan pembelajaran di luar kelas ini memiliki kelebihan yang mendukung pada pembelajaran siswa. Kelebihan itu di antaranya; pertama, mendorong motivasi belajar siswa, karena menggunakan setting alam terbuka sebagai sarana kelas, untuk memberikan dukungan proses pembelajaran secara menyeluruh yang dapat menambah aspek kegembiraan dan kesenangan.
Kedua, guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan karena dapat berekspolarasi menciptakan suasana belajar seperti bermain.
Kedua, ada pembelajaran di luar kelas siswa menggunakan media pembelajaran yang kongkrit dan memahami lingkungan yang ada disekitarnya. Pada saat pembelajaran digunakan media yang sesuai dengan situasi kenyataannya, yakni berbagai permainan anak seperti seluncuran, ayunan, jungkat-jungkit dan lain-lain.
Keempat, mengasah aktivitas fisik dan kreativitas siswa karena menggunakan strategi belajar sambil melakukan atau mempraktekan sesuai dengan penugasan.
Meski demikian, pendekatan di luar kelas sebagai pendekatan pembelajaran juga memiliki kelemahan, meskipun sebenarnya tidak terlalu serius. Yakni, memerlukan perhatian yang ekstra dari guru pada saat pembelajaran. Selain itu, karena ini mengasyikkan sebab porsi bermainnya banyak, tentu memungkinkan anak menjadi keterusan dan ketagihan, pada bermainnya. Bukan belajarnya. Tapi toh dengan kreativitas guru, masalah itu tentu dapat diatasi.
Pembelajaran di luar kelas (Outdoor study) sebenarnya merupakan pendekatan yang dilakukan guru, dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan yang di gunakan sebagai sumber belajar. Peran guru disini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar melalui pengalaman yang mereka peroleh.
Pembelajaran di luar kelas (outdoor study) ini adalah sebagai pendekatan pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman lawan kata pada siswa. Karena dengan pembelajaran di luar kelas (outdoor study) siswa dapat merasakan pengalaman langsung melalui pengalaman sendiri di luar kelas terhadap suatu objek di lingkungan untuk meningkatkan pemahaman anak tersebut.
Melalui sudut pandang kependidikan, aktivitas pendidikan yang dilakukan di luar lingkungan sekolah, setidaknya memuat tiga konsep utama, yaitu konsep proses belajar, aktivitas luar kelas dan lingkungan. Konsep proses belajar melalui aktivitas luar kelas (outdoor study) adalah proses belajar interdisipliner melalui satu seri aktivitas yang dirancang untuk dilakukan di luar kelas.
Pendekatan ini secara sadar mengeksploitir potensi latar alamiah untuk memberi kontribusi terhadap perkembangan fisik dan mental. Dengan meningkatkan kesadaran terhadap hubungan timbal balik dengan lingkungan, program dapat mengubah sikap dan perilaku terhadap lingkungan yang mereka peroleh melalui pengalaman langsung di luar kelas.
Kedua yaitu konsep aktivitas luar kelas merupakan suatu pendekatan dengan menggunakan kehidupan di luar ruangan yang memberikan banyak kesempatan bagi siswa untuk memperoleh dan menguasai berbagai bentuk keterampilan dasar, sikap dan apresiasi terhadap berbagai hal yang terdapat di luar kelas. Bentuk-bentuk kegiatan luar kelas dapat berupa : menjelajah atau mengamati lingkungan sekitar sekolah, mempelajari sesuatu yang mereka peroleh melalui benda-benda yang ada di sekitar lingkungan dimana kita tinggal dan lain sebagainya.
Konsep lingkungan yang merujuk pada eksplorasi ekologi sebagai andalan mahluk hidup yang saling tergantung antara yang satu dengan yang lain. Pentingnya lingkungan tidak hanya dijadikan sebagai tempat belajar, melainkan dapat juga dijadikan sebagai sumber belajar yang mereka peroleh dari lingkungan tersebut. Melalui pengalaman langsung di luar kelas, proses pembelajaran dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa pada suatu materi pembelajaran. Siswa belajar untuk menjemput inspirasi secara langsung di luar kelas, bukan menunggunya dengan di dalam kelas. Maka dari itu, mari berupaya menerapkan outdoor study untuk meningkatkan motivasi siswa. Sebab inspirasi tidak datang dari langit, melainkan harus dijemput. Baik oleh guru maupun siswa.
)* Penulis adalah mahasiswa Bahasa Inggris semester 7 IKIP PGRI Bojonegoro
Foto siswa sedang menuliskan apa yang dilihat dan dialami. Inspirasi harus dijemput, pesan dari Outdoor Study