Senandung Lagu Kasidah Anak-Anak Santri Langitan
Sabtu, 11 Juni 2016 11:00 WIBOleh Muhammad Roqib *)
*Oleh Muhammad Roqib
Saya tidak sengaja mendengarkan senandung lagu yang merdu itu. Suaranya merdu, musiknya rancak, dan mengalun dengan indah. Alunan lagu kasidah itu menggetarkan jiwa. Lagu itu diputar saat ada hajatan pernikahan di kampung. Selesai hajatan, saya tidak mau cepat-cepat pulang, padahal biasanya kalau selesai hajatan saya buru-buru pulang. Saya betah berlama-lama mendengarkan lagu itu. Saya tidak tahu judul lagu kasidah itu, juga tidak tahu siapa yang menyanyikannya dengan merdu dan menggugah jiwa seperti itu.
Perjumpaan kedua saya dengan lagu kasidah itu saat diajak seorang kawan makan di warung lesehan depan Pasar Bojonegoro. Kalau malam suasana depan pasar itu sungguh ramai. Suasana di pasar hidup. Penjual sayur, buah-buahan, jajanan sibuk membuka lapak dan menjual dagangannya. Nah, ada warung lesehan yang menyediakan makanan enak di depan pasar itu. Belum sempat duduk, sayup-sayup saya mendengar lagi alunan lagu kasidah yang merdu itu. Saya penasaran lalu mencari sumber suara lagu itu, ternyata seorang pedagang di pasar memutar lagu itu.
“Pak, jenengan tahu lagunya ini?. Siapa yang menyanyi?,” tanya saya pada pedagang laki-laki itu.
Ia menoleh, mendekati saya, lalu bilang,” saya tidak tahu mas penyanyinya. Cuma saya tahu ini anak-anak santri Pondok Langitan yang menyanyikannya,”. Ia lalu mengulurkan sampul CD (compact disk) yang diputarnya itu. Saya lalu membaca satu per satu judul lagu dan penyanyinya. Nah, sejak itu saya tahu judul lagu kasidah itu”Man Allama,” yang dinyanyikan oleh Abdul Qodir, santri Ponpes Langitan. Saya jatuh hati pada lagu man allama itu.
Saya lalu mencari CD lagu-lagu anak-anak santri Ponpes Langitan itu di lapak-lapak yang menjual CD. Akhirnya, saya menemukan kompilasi lagu-lagu kasidah dari santri Ponpes Langitan di Pasar Tobo, Purwosari.
Anak-anak santri Ponpes Langitan ini rupanya membantuk grup kasidah bernama Al Muqtasidhah Langitan. Anak-anak santri ini cukup produktif. Mereka menelurkan beberapa album lagu kasidah seperti selimut kerinduan, betapa rindunya, cahaya bintang, arti hidup, suara hati dan lainnya. Bukan hanya dalam bentuk disk saja, mereka juga mengunggah lagu-lagu kasidah ini di Youtube. Ada video klipnya juga meski pun sederhana.
Kehadiran lagu-lagu reliji yang dikemas menarik oleh anak-anak santri Ponpes Langitan ini sungguh menggembirakan. Bagaimana tidak, mereka berusaha eksis dan menyampaikan pesan-pesan agama melalui lagu-lagu kasidah yang menarik. Lagu-lagu kasidah ini bisa diterima di tengah gencarnya industri musik di Tanah Air. Dan kita tahu juga, pasaran musik di daerah juga ramai dengan membanjirnya lagu-lagu dangdut koplo.
Penyanyi lagu reliji di kancah nasional memang sudah cukup banyak. Sebut saja misalnya Opick dan Hadad Alwi. Opick lagu-lagunya cukup populer dan sering menjadi hit. Nah, sementara Hadad Alwi lebih suka merilis lagu-lagu reliji dengan mengajak anak-anak seperti Sulis. Tentu kita selalu ingat lagu Ibu dan Muhammadku yang dinyanyikan oleh Hadad Alwi begitu merdu. Begitu pula lagu-lagunya Opick seperti bila waktu tlah berakhir, alhamdulillah, dan lainnya. Penyanyi reliji di kancah internasional bisa kita temui seperti Maher Zain. Ia mampu menyampaikan wajah Islam yang damai dan menyejukkan melalui lagu-lagu yang dilantunkannya.
Hidupnya lagu-lagu reliji dan kasidah ini sungguh seperti oase di padang pasir. Lagu-lagu Islami ini menjadi penyejuk di tengah ingar-bingar industri musik di Tanah Air. Kita berharap karya lagu-lagu Islami ini bisa terus tumbuh dan berkembang. Bukan hanya pada saat momen Ramadan saja, tetapi kapan pun waktunya.
Penulis pegiat komunitas Langit Tobo dan Kampung Ilmu Bojonegoro