Bupati: Jangan Ada Money Politik di Pilkades Serentak
Selasa, 22 November 2016 16:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Bojonegoro Kota - Bupati Bojonegoro Suyoto melarang money politik (politik uang) dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak pada 30 November 2016 mendatang. Pilkades di 32 desa dari 21 kecamatan ini harus berjalan lancar, aman, berkualitas, dan menggembirakan.
Anti money politik. Jika ketahuan, maka ada pihak-pihak yang akan siap memproses. Ini adalah salah satu cara meningkatkan kualitas demokrasi, dari demokrasi uang berganti ke demokrasi bermartabat.
Demikian disampaikan Bupati Bojonegoro Suyoto di hadapan calon kepala desa, Panitia Pilkades, Ketua BPD, Kepolisian, TNI, dan Kejaksaan, di kantor Pemkab Bojonegoro, Selasa (22/11/2016) pagi.
"Jika masih ada politik uang, maka akan mendapat sanksi tegas dari aparat keamanan. Jadi, jangan memberi uang kepada para pemilih. Karena itu, menang atau kalah, jangan menghabiskan uang. Rakyat harus digembirakan bahwa money politik tidak diperbolehkan," kata Bupati.
Ditegaskan pula, Pilkades harus berkualitas bersih. Para calon dan panitia pemilihan mesti paham norma serta aturan. Semua tahapan harus terbuka. Jangan melakukan kampanye yang berlawanan dengan ketentuan. "Serta, panitia, calon kades, dan pemilih harus ikut mendorong ke arah berkualitas," ucapnya.
Tak lupa, Bupati Suyoto juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak, mulai aparat keamanan, para calon, BPD, maupun panitia pemilihan di tingkat desa. Sukses pelaksanaan Pilkades ini karena kerja sama semua pihak.
"Pertemuan kita ini adalah menginginkan Pilkades berjalan lancar, aman, hasilnya berkualitas, dan menggembirakan. Inilah target sukses Pilkades," ungkap Kang Yoto, sapaan akrab Bupati Bojonegoro.
Sebelumnya, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Bojonegoro Drs Ec Djumari dalam laporannya menyampaikan, pada Pilkades serentak tahun ini terdapat 84 calon kades dari 32 desa. Untuk Kabupaten Bojonegoro, pelaksanaan Pilkades serentak dilaksanakan dalam tiga gelombang, yakni 2016, 2019, dan 2020. (her/tap)