Cacatan Akhir Tahun 2016
Membaca Fenomena "Om Telolet Om" yang Mendunia
Sabtu, 31 Desember 2016 17:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
SEKUMPULAN remaja dan anak-anak berdiri di pinggir jalan sambil membawa selembar kertas. Mereka begitu gembira. Lebih girang lagi ketika mereka melihat ada bus berjalan mendekat yang akan lewat di hadapan mereka.
Mereka bersiap. Sebagian mengangkat kertas dan memamerkannya ke bus. Yang lain ada yang sibuk dengan kamera. Ada yang berdiri sambil kepala mereka nengok kek arah bus akan datang. Ketika bus tersebut mulai mendekat, mereka berteriak sekuat tenaga mengucapkan teks pada kertas yang mereka bawa, "Om Telolet Om".
Iya, Om Telolet Om
Tiga kata ini menjadi tranding topik di beragam media sosial belakangan ini. Bahkan di twitter kata Om Telolet Om menjadi trending topik dunia. Tidak hanya orang Indonesia saja, tetapi orang luar juga penasaran dengan kata ini. 'What is mean om telolet om' cuit mereka di twitter. Bahkan, para DJ sampai membuat aransemen musik telolet. Dengan kemunculan para DJ ini, kata 'Om Telolet Om' semakin meluas dan menjadi demam baru. Sampai eksklusif berita tersebut tayang di televisi.
Sehingga kita tidak bakal merasa aneh ketika menemui anak-anak di lampu merah dan berteriak 'om telolet om' pada kendaraan yang lewat. Hal-hal sederhana seperti klakson bus 'telolet' tersebut menjadi bentuk hiburan tersendiri bagi mereka. Lihat saja beberapa video hasil rekaman berburu telolet tersebut. Adakah anak yang tidak gembira?
Sedang mereka terlihat bersorak, menari-nari ketika bus yang lewat di depan mereka membunyikan teloletnya. Bahagia sesederhana itu saja. Yang barangkali tidak akan pernah terpikirkan oleh mereka bahwa kesenangan mereka akan menjadi sebuah konspirasi politik. Beberapa tokoh politik tidak melewatkan kesempatan tersebut. Yang tentu saja, anak-anak itu tidak akan peduli. Mereka lebih senang berada di pinggir jalan dan menanti kedatangan "pacar bus" mereka di sana. Mereka merekam dan menguploadnya. Segitu saja, tidak ada hubungan untuk pedangkalan akidah atau semacamnya. Menyemarakkan dunia iya!
Bukan hanya anak-anak seperti mereka, bahkan polisi juga ada yang sampai larut dalam demam telolet ini. Terbukti dengan beredarnya video polisi dan polwan cantik di youtube. Om Telolet Om!
Jauh sebelum kalimat Om Telolet Om itu menjadi viral seperti sekarang, beritabojonegoro.com (BBC) pernah memberitakan komunitas pecinta bus ini. Komunitas yang hobi merekam suara klakson bus ini telah ada sejak beberapa bulan lalu di Bojonegoro. Hasil rekaman itu kemudian mereka upload ke youtube atau akun media sosialnya. Itu saja.
Kita tahu, tentu saja itu hanyalah hobi belaka. Kini, setelah fenomena om telolet om mewabah, ternyata muncul suara-suara yang menyebutkan fenomena Om Telolet Om itu ajakan Yahudi dan lain sebagainya.
Kesenangan anak-anak untuk menikmati suara klakson bus dari Om Sopir ini dikaitkan dengan kata kafir dan yahudi. Sesensitif itukah kita terhadap yahudi dan kafir? Sehingga semuanya harus selalu dihubung-hubungkan?
Baca Cerita Anak-Anak Pemburu Telolet di Bojonegoro
Lantas apakah berburu telolet itu dilarang? Tidak ada yang melarang memang, tetapi keselamatan perlu diperhatikan. Seorang sopir pernah bercerita bahwa dirinya sangat kaget ketika ada seorang anak yang melompat di depan kendaraannya. Dia tentu aja harus menginjak rem kuat-kuat. Tanpa rasa bersalah anak itu meneriakkan om telolet om.
Tindakan yang tanpa pikir panjang itu tentu saja berpotensi membahayakan keselamatan banyak orang. Bukan hanya pemburu telolet, tetapi juga awak bus dan penumpang di dalamnya serta pengguna jalan yang lain. Kebanyakan anak-anak yang hanya mengikuti tren ini, bahkan masih usia SD. Saya pernah menemui mereka di perempatan Makam Mojokampung di hari om telolet berapa hari lalu, Selasa (20/12/2016) sekitar pukul 20.00 WIB.
Anak-anak yang seharusnya berada di rumah untuk belajar tersebut, sedang berdiri di perempatan sambil berteriak 'Om Telolet Om' pada setiap kendaraan roda empat atau lebih yang lewat di Jalan Basuki Rahmad tersebut. Mereka masih kecil, masih SD. Pertanyaan saya, kemanakah orangtuanya?
Menyikapi fenomena Om telolet Om yang mendunia ini, Kapolres Bojonegoro bahkan memberikan imbauan khusus. "Untuk anak - anak dan masyarakat tidak usah mengikuti hal hal yang tidak bermanfaat. Di samping kegiatan di pinggir jalan dapat membahayakan diri sendiri kerena dapat terserempet kendaraan bermotor. Selain itu dapat merusak konsentrasi pengemudi atau pengendara kendaraan sehingga dapat membahayakan para penumpangnya," tegas Kapolres Bojonegoro Jumat lalu (23/12/2016). (ver/moha)